Home BERITA Mendarat

Mendarat

0
Ilustrasi - Pergi tamasya dengan pesawat terbang dan mendarat dengan selamat. (Ist)

Renungan Harian
Jumat, 24 September 2021
Bacaan I: Hag. 2: 1b-10
Injil: Luk. 9: 19-22
 
“AKU sejujurnya amat terkejut, saat anakku sepulang dari liburan ke luar negeri mengatakan bahwa dia bersama keluarganya akan pindah ke kota tempat dia liburan.

Bagi dia, kota itu menyenangkan, amat menantang hidup dan sudah menjadi kota yang teratur dan baik.

Ia merasa sudah tidak nyaman tinggal di sini.

Perasaan yang muncul pertama kali saat dia mengatakan itu, aku merasa sedih dan sedikit kecewa; karena dengan dia tinggal di luar negeri berarti jauh dari kami dan saya juga harus berpisah dengan anak dan cucu.

Suamiku pun amat tidak setuju dengan keputusannya. Namun, aku menyadari bahwa anakku punya hak atas hidup dan masa depannya sendiri.

Istilahku dia memang punya hak untuk ‘terbang tinggi’. Maka aku dan suami memutuskan untuk menyetujui serta mencoba mendengarkan dan mengerti rencana hidupnya
 
Anakku mengatakan bahwa dia akan menjual rumah, bisnis dan aset-asetnya untuk modal memulai hidup di luar negeri. Dengan hasil penjualan semua itu, menurutnya akan cukup untuk memulai hidup di luar negeri, di kota yang diimpikan.

Kami, saya dan suami mengatakan ‘iya’ dan silahkan untuk dipikirkan. Namun demikian saya mengajak anak saya untuk berpikir lebih luas dan dalam.
 
Pertama, selama ini dia di kota itu hanya sebagai turis, sehingga bisa menikmati kota dengan segala fasilitas dan kenyamanannya. Ia tidak harus bekerja. Juga tidak harus memikirkan bagaimana harus menghasilkan uang untuk hidup.

Kedua, saya minta dia untuk menghitung dengan jelas berapa kebutuhan sebulan untuk hidup dan bagaimana cara memenuhi kebutuhan hidup tersebut.

Ketiga, sayaminta agar dia memikirkan bagaimana dia dan isteri mengurus rumahtangganya. Selama ini, mereka berdua mengasuh anak sering mengalami kerepotan dan sering kelelahan. Itu pun soal urusan kebersihan rumah dan lain-lain ada asisten rumahtangga.
Dan lagi selama ini dia kerja dari rumah, mengendalikan bisnisnya dari rumah.

Bagaimana nanti di luar negeri bisa mengatur semua itu?

Keempat yang tidak kalah penting bagaimana dia bisa mendapatkan izin tinggal dan izin berusaha di negara itu yang terkenal tidak mudah untuk memberikan izin.

Dan yang terakhir, pikirkan baik-baik, kalau di sana gagal, dan kembali ke sini, dia sudah tidak punya apa-apa lagi dan harus mulai dari nol.
 
Suami saya agak tidak setuju dengan apa yang saya sampaikan karena dianggap mematahkan semangat anak kami dan semua itu membuat ribet.

Namun bagi saya, itu penting untuk dipikirkan agar anak kami “mendarat” tidak hanya bermimpi di awang-awang.

Saya mengajak anak saya untuk melihat realitas yang akan dihadapi menimbang dengan teliti agar tidak salah langkah dan menyesal di kemudian hari,” seorang ibu berkisah tentang anaknya.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Lukas, saat Petrus menjawab bahwa Yesus adalah Kristus (Mesias) dari Allah, Yesus memberitahukan bahwa Anak Manusia (Diri-Nya) harus menderita, dibunuh dan dibangkitkan.

Yesus menegaskan bahwa diriNya bukan Mesias yang dibayangkan oleh para murid, tetapi adalah Mesias yang adalah Anak Manusia yang menderita.

Semua itu disampaikan agar para murid tidak tergoncang dan menjadi kecewa bila saat itu tiba.
 
Bagaimana dengan Aku?

Adakah aku mempunyai pengenalan yang benar akan Yesus?
 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version