Mayoritas adalah para guru pengajar mulai dari SD sampai SMA. Beberapa peserta datang dari kalangan mahasiswa di sejumlah PT di Yogyakarta. Seminar berlangsung dengan sedikit pengantar singkat yakni persembahan buku Seri Inspirasi Guru kepada 4 peserta seminar.
Tampil sebaga keynote speaker adalah Romo Bagus Laksana SJ. Ia menekankan pada “hasrat” seorang guru yang harus selalu diolah untuk bisa mendidik dengan hati yang sesungguhnya.
Selanjutnya adalah Romo Mintara Sufiyanta, SJ. Sebagai penulis The Art of Educating, Direktur Yayasan Kanisius Yogyakarta ini menyampaikan bahwa relasi guru–murid dan murid guru adalah relasi hati.
Ini yang harus mendasari jalannya pendidikan di sekolah, demikian keyakinan Widi, guru SMA de Britto dan penulis Teachers as Instructional Leader. Ia menggambarkan, ibarat pohon, guru adalah batang si penyangga pohon dan murid adalah buah dan daun. Guru seyogyanya mampu menciptakan budaya sekolah (school culture) yang memungkinkan nilai-nilai keutamaan tumbuh pada diri anak didik.
Pembicara lainnya adalah g pengawas Kabupaten Sleman: Yulia Sri Prihartini. Sebagai pengawas, dia selalu berusaha mempunyai relasi dari hati ke hati dengan guru maupun pihak sekolah. Menjadi orang yang dinanti-nanti kehadirannya dan bukan sebaliknya, ditakuti dan dijauhi. Ia adalah penulis buku Teaching as Journeying.
Pembicara kelima adalah Yulia Murdianti ST, karyawan swasta alumnus SMA Loyola Semarang. Dia meyakni guru adalah teladan siswa.
Yulia Murdianti banyak memaparkan pengalaman selama menempuh pendidikan dan banyak memberikan gambaran bagaimana guru sebaiknya ketika menghadapi anak didik. Salah satu point penting pemaparannya. Begitu siswa lulus, maka mereka akan lebih mengingat perilaku dan teladan gurunya dari pada materi pelajaran yang dibawakan oleh guru.
Yulia Murdianti adalah pengarang buku Life as The Real School.
Seminar ditutup dengan kesimpulan dari Romo Bagus Laksana SJ dan sambutan penutup oleh Rm. Mintara Sufiyanta, SJ.