Menebus Bersama Yesus (1)

0

Pesan Yesus hari ini nampaknya tidak keras, tetapi tetap tidak nyaman di dengar. Para murid baru saja mendengar pesan Yesus dalam kutipan sebelumnya, bahwa Yesus akan menderita, mati disalib dan akan bangkit. Yakobus dan Yohanes yang juga mendengar pesan itu, nampaknya tidak takut. Mereka tetap percaya dan yakin bahwa Yesus nantinya akan menang.

Sebagai murid yang dekat dengan Yesus mereka malah minta kedudukan khusus, di kiri dan kanan Yesus. Bahkan berani ikut menderita menanggung piala kemurkaan Allah dan kematian pembaptisan. Jawaban Yesus sungguh tidak enak. Mereka akan ikut menderita, kalau mau jadi pembesar, jadilah pelayan, yang terkemuka, jadilah hamba; seperti Yesus; datang untuk melayani dan jadi tebusan untuk semua orang.

Ambisi yang dimiliki Yakobus dan Yohanes adalah pengalaman biasa dalam hidup manusia. Kita ingin mendapat lebih, entah itu kuasa, harta, nama, relasi dsb. Mengapa? Karena kita belum puas dengan apa yang ada sekarang. Mungkin sekarang ini keadaannya tidak kurang, tetapi saya ingin lebih dari ini. Apakah sikap ini salah? Tentu tidak.

Kalau semua orang puas, tidak akan ada kemajuan di dunia ini. Tetapi sikap dunia, yang penuh ambisi dan ketidak puasan, bukan lah jalan keselamatan. Hal ini yang ditunjukkan Yesus kepada para muridNya. Karena sikap dunia adalah berpusat pada diri sendiri, kepentingan diri, orang-orang yang dekat dengan diri saya.

Teguran Yesus tidak ditujukan hanya kepada Yakobus dan Yohanes saja, tetapi juga kepada murid-murid yang lain, yang marah karena keduluan mengungkapkan harapan terpendam mereka. Ambisi dan ketidak puasan merupakan sumber ketidak bahagiaan.

Entah karena pengurbanan tidak mendapat hasil yang memadai, entah karena hasil yang dicapai tidak dapat memuaskan keinginan yang tak terbatas, atau takut tak dapat mempertahankan kedudukan yang sudah didapat.

Seperti yang kita lihat, yang berkuasa, sulit turun dan kuasa yang dipegang, tidak menghasilkan kebaikan demi keseluruhan. Kuasa yang bepusat pada diri sendiri, menimbulkan kekecewaan, ketakutan atau keserakahan yang tidak dapat memberi kebahagiaan.

Dalam mengikuti Yesus, kita sering mendengar kata berkurban, salib, melayani. Mungkin kata-kata itu menjadi klise, rutin bagi kita. Sekarang kita merenungkan kata lain, penebusan, ditebus. Tebusan adalah istilah dalam perjanjian di pegadaian; kita menitipkan barang sebagai jaminan untuk mendapat uang.

Jika kita mengembalikan uang itu, maka barang yang digadaikan kita tebus dan menjadi milik kita kembali. Kalau Yesus menjadi tebusan bagi kita, kita digadaikan kepada siapa? Kenapa kita digadaikan? Paham ini berasal dari Perjanjian Lama. Bangsa Israel mengadakan perjanjian dengan Allah. Kita sebagai umat Allah yang baru, juga mengadakan Perjanjian Baru dengan Allah.
Ketidaksetiaan kita kepada Allah membuat kebebasan kita tergadai pada setan yang menyesatkan kita. Yesus menebus kita dari dosa-dosa kita, sehingga setan tidak memiliki kita lagi; kita kembali menjadi umat perjanjian dengan Allah.

Di suatu sekolah di Amerika Serikat, ada satu kelas yang berisi anak-anak muda, yang tidak dapat diatur. sudah 3 guru yang lari keluar dari kelas itu dan tidak sanggup mengajar mereka. Akhir musim gugur, seorang guru muda yang baru lulus datang melamar untuk mengajar di kelas itu.

Kepala sekolah berkata: “Anda tidak tahu apa yang anda minta. Tidak ada yang sanggup mengajar di kelas itu. Anda nanti malah akan dipukuli.”

Guru muda itu berdoa sejenak dan berkata: “Dengan ijin bapak, saya akan mengajar di kelas itu. Beri saya kesempatan.” Keesokan paginya, guru muda itu masuk kelas.

“Saudara-saudari, saya ditugaskan untuk mengajar di kelas ini. tetapi saya tahu, saya tidak dapat melakukannya sendiri. Saya minta tolong pada kalian. Kalau kita mau belajar, maka ada beberapa peraturan yang harus dilaksanakan. Tetapi kalian boleh ikut mengusulkan peraturan-peraturan itu untuk kita sepakati.”
Guru itu mulai menulis di papan tulis usul-usul dari para murid. “Jangan mencuri!” seru seorang murid. bersambung

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version