Home BERITA Menegur Tanpa Mempermalukan

Menegur Tanpa Mempermalukan

0
Ilustrasi - Ditegur dan kemudian marah. (Ist)

Minggu 10 September 2023.

  • Yeh. 33:7-9;
  • Mzm. 95:1-2,6-7,8-9;
  • Rm. 13:8-10;
  • Mat. 18:15-20

“BUSUK tak tahu akan baunya; Tak pandai menari dikatakan lantai terjungkit; Udang tak tahu dibungkuknya.”

Peribahasa di atas mempunyai arti seseorang yang menyalahkan keadaannya yang buruk kepada orang lain, padahal kesalahannya sendirilah yang menyebabkan keadaannya.

Kemudian, tidak mau mengakui kesalahan atau kelemahan sendiri, dan selalu menyalahkan orang atau hal lain meskipun sebenarnya dia sendiri yang salah, bodoh, dan sebagainya.

Semua orang tak luput dari kesalahan atau melakukan dosa, tetapi tidak semua kesalahan dapat disadari.

Oleh karena itu terkadang kita butuh bantuan orang lain untuk melihat kesalahan-kesalahan yang kita sendiri tidak menyadarinya.

Namun sering kali kita rasakan bahwa menegur orang lain itu bukan perkara mudah.

Dari dulu sampai sekarang, kita kurang berani menegur orang sekalipun kita yakin teguran kita itu benar.

Kita khawatir akan respons orang tersebut setelah kita menegurnya, apakah mereka akan menerima teguran itu atau malah membenci kita.

Padahal menegur bukan berarti menjatuhkan, melainkan membantu orang lain menyadari kesalahannya, memperbaikinya, kemudian menjadi lebih baik dan serupa dengan Kristus.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

”Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata.

Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.

Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.”

Tuhan Yesus mengajar kita jika ada saudara, keluarga, sahabat, atau orang yang kita kasihi yang berbuat dosa, tunjukkanlah kesalahannya dengan diam-diam hanya berdua saja.

Mengapa?

Karena Yesus menghendaki agar saudara, keluarga, sahabat, atau orang yang kita kasihi yang kita nasihati atau tegur tidak dipermalukan di depan umum.

Yesus menghendaki setiap pengikut-Nya memiliki sikap menghargai semua orang termasuk terhadap saudara yang telah berbuat dosa.

Tindakan yang menghargai orang lain dapat berdampak positif.

Tindakan yang menasihati saudara secara diam-diam dapat memulihkan bahkan mendatangkan pertobatan. Itulah tindakan kasih yang sesungguhnya.

Hari ini, kita diingatkan untuk tidak menegur saudara kita di depan umum.

Menegur di depan banyak orang dapat mendatangkan sakit hati.

Tindakan dan tutur kata yang mempermalukan dapat membuat nasihat yang diberikan tidak didengar.

Sebaliknya, nasihat yang dilakukan diam-diam dengan bahasa yang penuh kasih dapat memulihkan dan mendatangkan sukacita.

Karena itu, tegurlah dengan bijak maka akan menghasilkan pertobatan yang baik.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku punya cara yang baik untuk menyampaikan koreksi terhadap perilaku salah sesamaku?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version