Home BERITA Mengajar Berdoa

Mengajar Berdoa

0
Umat lakukan doa Jalan Salib dalam kegiatan ziarah. (FX Juli Pramana)

DOA itu terutama merupakan anugerah Allah; sesungguhnya di dalam diri setiap orang yang dibaptis, “Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan.” (Rm 8: 26).

Katekese mempunyai tugas mendidik untuk doa dan dengan doa; dengan mengembangkan dimensi kontemplatif pengalaman Kristiani.

Perlulah mendidik untuk berdoa bersama Yesus Kristus dan seperti Dia: “Belajar berdoa bersama Yesus adalah berdoa dengan perasaan yang sama dengan yang Dia tujukan kepada Bapa: sembah sujud, pujian, ucapan syukur, kepercayaan seorang anak, doa permohonan dan kekaguman akan kemuliaan-Nya.

Segala perasaan ini tercermin dalam doa Bapa Kami, doa yang diajarkan Yesus kepada para murid-Nya, dan yang menjadi model dari segala doa Kristiani. (…) Bila katekese diresapi oleh suasana doa, pembelajaran seluruh hidup Kristiani mencapai kedalamannya.”

Tugas ini melibatkan pendidikan, baik untuk doa pribadi maupun doa liturgis dan komunitas, dan mulai dengan bentuk-bentuk doa yang tetap: doa berkat dan sembah sujud, permohonan, doa bagi orang lain, ucapan syukur dan pujian.

Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, ada beberapa cara yang digabungkan: pembacaan Kitab Suci dalam suasana doa, khususnya melalui ibadat harian dan Lectio Divina; doa hati yang disebut Doa Yesus, penghormatan kepada Santa Perawan Maria melalui praktik-praktik kesalehan seperti doa Rosario, doa-doa permohonan dan prosesi-prosesi, dan lain-lain.

Kutipan: Petunjuk untuk Katekese (Direttorio per la Cathecesi), Komisi Kateketik Departemen Dokumentasi dan Penerangan, Konferensi Wali Gereja Indonesia, 2022, hal. 72-73.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version