Home BERITA Mengampuni dan Mengasihi Orang yang Bersalah

Mengampuni dan Mengasihi Orang yang Bersalah

1
Pengampunan tak bertepi, tak bersyarat keadilan tanpa belas kasih beku, bahkan kejam, by Pilgrim.info

Senin, 7 November 2022

  • Tit. 1:1-9.
  • Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6.
  • Luk. 17:1-6.

DALAM perjalanan hidup ini, banyak orang sangat merindukan pengampunan.

Banyak orang hidup dalam beban batin yang berat karena menanggung keterasingan akibat dosa dan kesalahan yang dilakukannya.

Tidak sedikit orang yang dulu dekat dan bersahabat lalu pergi meninggalkan sahabat yang melalukan kesalahan.

Namun seorang sahabat sejati akan selalu ada dalam setiap momen kehidupan. Bukan hanya saat senang tetapi dalam suasana duka khususnya dia yang pertama hadir.

Karena adakalanya kita punya teman tidak seperti yang kita harapkan, dia hadir ketika masanya senang saja. Namun ketika susah dia entah telah pergi kemana.

Sahabat sejati itu memahami dan bisa menerima kekurangan, bahkan mengampuni manakala kita bersalah.

Dia mengingatkan kita, saat kita sedang menjauh dari kebenaran dan tersesat dalam rimba kemunafikan.

“Dengan keterpurukan yang terjadi dalam hidupku ini, saya belajar banyak tentang pengampunan dan makna kesetiaan dalam persahabatan,” kata seorang bapak.

“Ketika saya jatuh terlilit utang dan banyak orang yang menuduhkan mengelapkan uang, serta siang malam orang hilir mudik ke rumahku menagih hutang pada saya, teman-temanku satu per satu meninggalkanku,” ujarnya.

“Mereka punya banyak alasan untuk meninggalkan aku, sesuatu yang tidak perlu dipikir dua kali untuk mengucapkan maaf tidak bisa membantumu,” urainya.

“Namun dari sekian teman yang menjaga jarak denganku, ada satu teman yang tetap hadir dan menjadi tempat aku mencurahkan kegelisahan, ketakutan dan bahkan harapan ke depan,” lanjutnya.

“Dia tidak pergi meninggalkanku, saat yang lain menutup pintu persahabatan, dan menganggapku sebagai ‘masalah’,” sambungnya.

“Bagiku saat itu, diterima sebagai teman sudah menjadi anugerah yang menguatkanku,” tegasnya.

“Saat aku jatuh, dimengerti, dan disapa saja sudah menjadi hiburan dan penguatan bagiku untuk bisa mengumpulkan sisa-sisa daya untuk bangkit berdiri,” katanya.

“Ketika hati diwarnai rasa bersalah dan penyesalan, dan seorang sahabat menunjukkan hati penuh pengampunan, seakan menjadi obat jiwa yang menumbuhkan tekad untuk bertahan dan berjuang,” ujarnya.

Dalam bacaan Inji hari ini kita dengar demikian,

“Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia.

Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.”

Perintah Yesus untuk memberi pengampunan sungguh sangat tegas dan prinsipil.

Dalam sehari seseorang 7 kali bersalah dan 7 kali pula ia datang minta ampun, kita harus memberinya pengampunan bahkan sampai 7 kali dalam sehari.

Bukan main! memberi ampun satu kali saja tidak mudah apalagi sampai 7 kali pada hari yang sama.

Perasaan berat atas perintah Yesus bukan hanya milik kita. Para murid pun merasakan hal yang sama. Perintah Yesus itu tidak mudah dilaksanakan.

Mereka harus memiliki kualitas ekstra untuk boleh menjalankannya. Dan kualitas ini harus diminta kepada Dia yang memberikan Perintah.

Kualitas ekstra itu mewujud dalam kualitas Iman. Hanya dengan iman kita dapat memberi pengampunan tanpa batas.

Iman yang dibutuhkan adalah keyakinan dan penyerahan diri pada Tuhan yang mengasihi dan lebih dulu mengampuni kita.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku punya iman yang tulus dan benar dalam menerima sesama yang tengah terjatuh dalam jalan kehidupan ini?

1 COMMENT

  1. Saya belum tahu sebesar apa iman saya, yang saya tahu dan rasakan tidak mudah mengampuni walaupun sudah memaafkan tetapi kadang ada rasa canggung dalam hati. Namun kian hari saya terus belajar agar bisa mengampuni lebih sungguh. Untuk sahabat yang sedang jatuh ya berusaha untuk selalu hadir walaupun hanya memberi semangat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version