Mengampuni Untuk Diampuni

0

Bacaan 1: Dan 9:4b-10
Injil: Luk 6:36-38

Memaafkan kesalahan orang lain tidak lantas berarti bahwa kita melupakan kesalahannya. Namun ada hal yang lebih besar dari itu, yaitu dendam tidak pernah menyelesaikan suatu masalah.

Siapa tidak kenal Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat ke-16. Selain dikenal pantang menyerah namun ia juga punya hati lembut untuk mengampuni musuh politiknya, yaitu Edwin Stanton. Orang yang selalu mengkritiknya dengan kata-kata pedas bahkan menghinanya dengan menyebutnya “Gorilla”.

Sebagai seorang presiden, sebetulnya tidak sulit untuk menyingkirkannya. Namun Lincoln memilih rekonsiliasi, memaafkannya dan mengajaknya bergabung dalam kabinet. Ia memilih mengampuninya untuk mendapatkan maaf dari Stanton.

Saat rekan-rekannya bertanya kenapa ia memberinya jabatan Sekretaris Perangnya pada tahun 1862, Lincoln hanya menjawab singkat, “Karena ia adalah orang terbaik untuk pekerjaan itu.”

Pada suatu kesempatan Tuhan Yesus bersabda,

“Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.

Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”

Melihat kesalahan orang tentu sangat mudah namun mengampuni kesalahan tentu sungguh tidak mudah. Tapi inilah yang dikehendaki Yesus kepada para pengikut-Nya. Apalagi mengakui kesalahan sendiri, tentu lebih sulit.

Biasanya orang memang selalu merasa benar dan menganggap pihak lain yang salah.

Daniel memberi teladan bagaimana kita harus bisa mengakui kesalahan sendiri dan mohon ampun kepada-Nya. Bahkan ia juga tak segan memohonkan ampun kesalahan-kesalahan orang lain dalam doanya.

“Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu,

Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Israel, …mereka berlaku murtad terhadap Engkau.

Ya TUHAN, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau.”

Pesan hari ini

Kadang seseorang selalu merasa paling benar, superior sehingga mudah menghakimi pihak lain serta menyalahkannya, memfitnah tanpa bukti.

Mengampuni untuk mendapatkan pengampunan dari Tuhan.

“Mengampuni bukan karena saya baik hati namun karena ia memang pantas mendapatkannya.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version