Home BERITA Mengasihi, Bukan Memusuhi

Mengasihi, Bukan Memusuhi

0
Ilustrasi: Dendam. (ist)

Minggu, 20 Februari 2022

  • 1Sam. 26:2.7-9.12-13.22-23.
  • Mzm 103:1-2.3-4.8.10.12-13
  • 1Kor. 15:45-49
  • Luk. 6:27-38

TIDAK bisa disangkal bahwa sering kali Tuhan mempertemukan kita dengan orang-orang yang tidak hanya membuat kita nyaman namun orang-orang yang memberi pelajaran dalam kehidupan.

Tuhan tidak selalu mempertemukan kita dengan orang-orang yang kita inginkan, kadang Tuhan mempertemukan kita dengan orang-orang yang kita butuhkan.

“Kalau bisa selalu memilih, tentu saya memilih untuk berhubungan dengan orang yang baik dengan saya saja,” kata seorang bapak.

“Namun, kadang hidup tidak seperti itu. Tuhan sengaja mempertemukan saya dengan berbagai macam orang dengan keunikan perilaku dan kebebasannya,” lanjut bapak itu.

“Saya pernah berjumpa dengan orang-orang yang membuatku terpuruk dan menjadi bahan omongan orang, dicemooh seakan saya ini seorang yang paling jahat dan paling buruk di dunia,” kata bapak itu.

“Setelah lama dan sering mengalami luka, akhirnya saya sadar bahwa saya dilukai bukan oleh orang-orang itu. Tetapi oleh ketidakmanpuanku mengatasi masalah yang ada,” katanya.

“Saya salah selama ini, karena saya ingin membalas orang yang menfitnah saya. Dan saya ingin berusaha membersihkan nama saya, namun itu bukan jalan yang baik untuk mengatasi masalahku,” lanjutnya.

“Makanya, pertama-tama yang saya lakukan adalah menerima keadaan dan kenyataan bahwa saya difitnah, dijauhi, dimusuhi, dicemooh,” ujarnya lagi.

“Alangkah dahsyatnya pengalaman ini, karena setelah saya menerima dengan hati yang lapang, saya justru bisa mengasihi,” katanya.

“Rasa marah dan ingin balas dendam mulai menjauh dari hidupku. Bahkan saya tidak lagi terpikir omongan mereka yang tajam dan penuh hinaan yang mewarnai hari-hari kelamku,” katanya lagi.

“Dalam situasi seperti itu sering saya ingat bagaimana Tuhan Yesus setelah diolok-olok, diludahi, disiksa, disalibkan. Yesus berdoa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan,” lanjutnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian:

“Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: ‘Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; 

Mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu’.”

Mengasihi dengan tulus hingga menjadi berkat bagi orang lain, hanya akan bisa kita lakukan ketika kita mempunyai kedamaian batin, tidak dikuasi dendam dan amarah.

Seringkali sebegitu dalamnya luka-luka yang ditinggal oleh orang lain di hati kita, sehingga kita sulit untuk memaafkan orang tersebut.

Namun sedalam apa pun luka dan derita kita, kita diundang untuk berjuang mengampuni dan melupakan perbuatan orang tersebut seperti yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita, dan juga supaya kita memiliki kedamaian batin, hati dan pikiran kita.

Akhirnya ini yang sungguh penting, apa yang keluar dari mulutku, apakah aku membalas atau aku memberkati mereka yang telah melukaiku?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version