Home BERITA Mengelola Konflik di Paroki

Mengelola Konflik di Paroki

0
Ilustrasi: Debat konflik by Imre.uk

BAPERAN-BAcaan PERmenungan hariAN

Sabtu, 2 April 2022

Tema: Lurus Hati.

Bacaan.

  • Yer. 11: 18-20.
  • Yoh. 7: 40-53.

DI sebuah paroki ada sedikit tegangan antara unsur pimpinan, dewan, dan beberapa aktivis.

“Romo, bagaimana saya bisa mengatasi hal seperti ini?”

“Masalahnya apa?”

“Tidak tahu persis. Tetapi rasanya sudah masuk dalam ranah perasaan dan pandangan pribadi. Tidak lagi pada persoalan yang sesungguhnya. Sedikit ada kesan penolakan halus dari masing-masing pihak bila salah satu berbicara.

Yang menjadi persoalan adalah ada suasana suam-suam kuku dan itu tidak mengembangkan kehidupan jemaat. Setiap rapat selalu ada suasana yang rasanya keterbukaan itu semakin tenggelam. Hanya mendengarkan tanpa ada tanggapan atau bagaimana mewujudkan dalam praksis pelayanan.

Rapat tinggal rapat dan tidak ada solusi. Seandainya pun ada usul-usul rasanya hanya tinggal di dalam catatan.

Kira-kira saya harus bertindak apa ya, Mo?”

“Harus jelas dulu pak persoalannya apa?”

“Susah juga Romo menjelaskan karena masing-masing sudah punya kecenderungan untuk menegasi, mengeleminir satu sama lain.”

“Apa yang terjadi?”

“Hanya beberapa orang saja yang ikut rapat dan tidak ada suasana dialog atau komunikasi yang hidup. Sementara yang hadir pun hanya diam.”

“Mungkin langkah awal adalah menangkap secara murni dan jernih apa usulan-usulan yang ada. Dan apakah itu sesuai dengan visi-misi yang ada. Akan lebih baik bila usul-usul itu sudah ada dalam program tahunan yang dibuat bersama.”

“Nah disini juga mungkin soalnya. Akhir-akhir ini tidak ada pembicaraan bersama tentang program. Yang ada adalah masing-masing seksi membuat program sendiri. Sinkronisasi nampaknya juga belum berjalan bagus.”

“Kesannya hanya menjalankan program-program yang rutin. Dan kalau ada satu atau dua program yang sedikit di luar rutinitas, biasanya pimpinan yang meminta. Dan hanya  beberapa orang yang melaksanakan.

Atau, pimpinan meminta beberapa orang untuk mengerjakan itu dan ini tanpa pembicaraan bersama terlebih dahulu. Maka kadang agak terkaget-kaget. Ada kegiatan tetapi belum dibicarakan. Seandainya dibicarakan pun, hanya dengan beberapa orang saja. Partisipasi umat belum begitu bertumbuh dengan sadar.”

“Cobalah dekat dengan beberapa orang yang berpengaruh dan mencari solusi yang terbaik bersama.”

“Sudah, tapi kadang-kadang mental.”

“Tapi yang paling penting bagi kita mungkin pelayanan-pelayanan sakramental dan gerejani bagi umat tidak terhambat. Yang lain itu hanya soal komunikasi. Sebenarnya sih tidak akan menjadi persoalan besar karena di keuskupan itu sudah ditegaskan soal visi-misi bersama. Dan paroki berusaha menegaskan langkah-langkah strategi sesuai dengan kemampuan paroki tersebut.”

“Singkirkanlah soal rasa perasaan dan subjektivitas pribadi. Persoalan seperti ini selalu ada dan tidak akan pernah terselesaikan.“

“Sebenarnya dewan bisa menjembatani dan berani bersuara baik terhadap pimpinan maupun terhadap para pelayan dan aktivis.

Saya rasa masih banyak orang-orang yang berpengaruh yang bisa meminimalisir ketegangan-ketegangan yang tidak perlu. Selalu ada pribadi-pribadi yang baik. Pribadi yang netral dari kepentingan dan keberpihakan tetapi sangat konsen supaya kehidupan jemaat semakin bertumbuh dan bersukacita dalam pelayanan.”

“Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka: ‘Apakah Hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya.” ay 50-51.

“Maksudnya Mo?”

“Harus ada kesadaran bersama dulu. Sadar bahwa ada persoalan. Sensitifitas dan kecurigaan hanya memperparah relasi.

Namun seperti yang ditulis dalam Injil hari ini, pertanyaannya adalah apakah masing-masing baik pimpinan mau pun yang lain sudah sungguh datang kepada Yesus.

Melakukan hidup keberagamaan bahkan pelayanan yang terkesan aktif belum tentu mereka sudah datang kepada Yesus. Perjumpaan dengan Yesus pasti memberi kekuatan untuk berubah.

Tuhan, tajamkan nurani kami untuk mengerti rencana-Mu. Dan berilah kami kekuatan untuk bersama yang lain menuju kepada-Mu. Amin.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version