Mengenali Kehadiran-Nya

0
Yesus makan bersama Kleopas dan murid lain di Emaus by Rembrandt, 1648.

Kamis, 11 April 2024

  • Kis 5:27-33;
  • Mzm 34:2,9,17-18,19-20;
  • Yoh 3:31-36.

KITA bisa mengenali karakter teman kita dari bagaimana dia bermain, entah main kartu atau salah satu cabang olahraga. Dari cara bermain itu akan terlibat, daya juang, kegigihan dalam berjuang, serta kemampuan mengatur emosi dan perasaan.

“Bermain catur dengan temanku, mengasyikkan sekaligus menyebalkan,” kata seorang ayah.

“Karena dia hanya ingin menang, jika dia menang semua orang diberi tahu; bahkan di meja makan dia akan membahas itu sambil mengolok-olok.

Tetapi jika dia kalah, dia akan mencari seribu alasan untuk menutupi kesalahannya, bahkan dia akan menghindari meja makan supaya tidak mendengar komentar orang lain.

Dalam kehidupan nyata, dia tidak jauh berbeda dengan saat dia main catur. Dia selalu ingin menjadi nomer satu, pandai mengkritik orang lain, namun tidak mau mendengar masukan atau kritikan orang lain.

Dari permainan kita bisa mengenali karakter seseorang,” paparnya.

Selain itu, untuk memahami seseorang secara lebih baik, kita dapat bertanya kepada orang yang tinggal dan bekerja sama dengan orang itu. Atau bisa juga kita bertanya secara langsung kepadanya secara pribadi.

Jawaban yang pasti dan benar tergantung pada kualitas hubungan atau kedekatan antara orang tersebut dengan orang-orang lainnya. Relasi yang akrab dan intim membuat orang bisa memberi penjelasan tentang pribadi orang dengan lebih detail. Jika tidak, penjelasan yang diberikan hanya sebatas pada apa yang dilihat.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,”Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorangpun yang menerima kesaksian-Nya itu.”

Yesus memberi kesaksian dan menjelaskan siapa Bapa yang telah mengutus-Nya karena Ia sungguh datang dan tinggal bersama Bapa. Ia dapat menjelaskan siapa Allah secara mendetail dengan segala kualitasnya kepada para murid karena relasi-Nya yang sangat intim dengan Allah.

Kita dipanggil untuk mewartakan siapa Allah berdasarkan pengalaman dan pengenalan kita akan Dia. Pengenalan itu bukan hanya karena kita membaca dalam kitab suci, dalam buku-buku teologi atau membaca dari internet, atau juga mendengar dari orang lain, tetapi karena kita senantiasa membangun relasi yang intim dengan Bapa dan Yesus sendiri.

Melalui kehadiran dan campur tangan Allah dalam pergumulan hidup kita, kita bisa mengenali secara pribadi Allah dalam kehidupan ini.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku memberikan kesaksian akan Allah berdasar pengalaman pribadiku?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version