Home BERITA Mengenali Kristus Lewat Kitab Suci

Mengenali Kristus Lewat Kitab Suci

0
Ilustrasi: Kitab Suci.

Bacaan 1: 1Yoh 1:1-4
Injil: Yoh 20:2-8

DIBANDINGKAN dengan saudara-saudara dari Protestan, umat Katolik memang agak terlambat dalam hal tradisi dan kegemaran membaca Kitab Suci.

Kitab Suci memang pernah menjadi benda asing bagi umat Katolik. Pada zaman dulu, bahkan umat Katolik sempat dilarang membaca Kitab Suci, jika tidak ada bimbingan dari rohaniwan.

Karena dikuatirkan salah dalam memahami apa yang tertulis dalam Kitab Suci.

Namun sejak Konsili Vatikan Kedua, yaitu tahun 1962–1965, Kitab Suci “dikembalikan” kepada umat. Gereja mendorong agar umat membaca Kitab Suci, praktis baru sekitar 56 tahun lalu.

Bahkan Santo Hieronimus mengatakan, “Tidak membaca Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus.”

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya Kitab Suci sebagai sarana untuk mengenal Yesus Kristus secara lebih dalam. Jadi, membaca Kitab Suci bukan untuk menghafal ayat-ayat suci.

Namun lebih utama mengenal Kristus dengan ajaran-ajaran kasih-Nya.

Mengenal Yesus Kristus tentu juga kenal ajaran-ajaran kasih-Nya atau sikap-sikap injili dalam hidup.

Semua tentang-Nya tertulis dalam Kitab Suci.

Misalnya, rendah hati, tidak suka marah-marah, mengampuni, mengasihi orang lain, selalu bersukacita, tidak mendendam, tidak sombong, tidak tamak, tidak rakus, tidak menghakimi dan sebagainya.

Mengaku membaca Kitab Suci, namun masih tidak memiliki sikap-sikap iIjil, berarti belum mengenal Kristus.

Simon Petrus adalah rasul pemimpin yang dihormati oleh para rasul lainnya. Namun saat ia masuk ke dalam kubur Yesus, ia tidak mampu mengenali situasi yang terjadi.

Hal berbeda dengan “murid yang dikasihi-Nya” (dengan tanpa nama, Yohanes bisa menempatkan siapa saja termasuk kamu).

Begitu ia masuk dan melihat situasi dalam kubur (posisi kain), maka ia percaya.

Ia melihat dan percaya bahwa Yesus telah bangkit.

Hari ini, Gereja Katolik merayakan pesta Santo Yohanes rasul dan Penginjil, “orang yang dikasihi Tuhan Yesus.”

Dari apa yang didengarnya, dilihatnya, saksikan bahkan dirabanya itulah yang diwartakan oleh Yohanes penginjil dalam kitabnya.

Apa yang ditulisnya adalah fakta dan bukan katanya.

Supaya semua orang yang membaca dan percaya, beroleh kasih karunia dalam persekutuan bersama Tuhan Yesus dan Allah Bapa.

Pesan hari ini

Setelah membaca Kitab Suci, apakah kamu masih marah-marah, mendendam dan tidak mau mengampuni kesalahan orang lain?

“Allah tidak memanggilku untuk menjadi sukses, melainkan Ia memanggilku untuk menjadi taat. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version