Bacaan 1: Kis 2:36-41
Injil: Yoh 20:11-18
TENGAH asyik bermain bola bersama teman-teman, tiba-tiba gelombang tsunami datang menghantam mereka. Saat itu, ia ada bersama ibunya Salwa, Nurul A’la (kakak) dan Annis (adik), nahas bahwa mereka bertiga tidak selamat.
Dialah Martunis, anak angkat Christiano Ronaldo yang saat terapung-apung selama 21 hari di lautan tengah mengenakan kaos jersey Timnas Portugal bernomor 10 (Rui Costa).
Sontak tayangan itu viral dan menggugah mata dunia, tak terkecuali CR7 julukan Christiano Ronaldo. Christiano Ronaldo, yang saat itu tengah menjalani periode pertama di Man United, pun datang ke Aceh untuk bertemu Martunis dan mengambilnya sebagai anak angkat.
Airmata dukacita kehilangan keluarga tercinta telah diubah Tuhan menjadi sukacita bagi Martunis.
Saya percaya bahwa Tuhan memiliki cerita yang unik untuk setiap orang.
Dia memberi yang terbaik untuk hidup kita dan mengubah rasa sakit yang kita alami menjadi sebuah kebaikan yang jauh lebih indah daripada yang dapat kita bayangkan.
Maria Magdalena tidak mengikuti para murid kembali ke rumah setelah melihat makam Yesus yang kosong. Ia memilih meratapi hatinya yang kembali kehilangan Sang Guru kedua kalinya. Pertama, kehilangan Yesus dalam kematian-Nya di kayu telah menghancurkan hatinya, kini ia bahkan kehilangan jenazah-Nya.
Namun sapaan dan intonasi yang khas dari Yesus, “Maria”, telah mengubah segalanya.
Airmata dukacita yang tadi mengalir kini berubah menjadi sukacita, “Aku telah melihat Tuhan!”.
Demikian katanya kepada para murid di rumah tempat mereka berkumpul.
Begitu juga dengan Petrus, setelah bertemu dan diteguhkan Tuhan Yesus. Petrus yang tadinya juga terpukul hatinya kini menjadi pribadi yang kuat dengan penuh sukacita mewartakan kebangkitan-Nya.
Petrus melalui kekuatan Roh Kudus mampu mengubahkan banyak orang berdosa untuk bertobat dan memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
Pesan hari ini
Lewat berbagai peristiwa dalam hidupku, aku mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan mengubahkan setiap dukacitaku.
Tuhan memberiku sukacita utuh dan mengajariku untuk menerima kelemahanku, serta memandang hanya kepada-Nya saja.
“Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”
