Home LENTERA KEHIDUPAN Meniru Kebijaksanaan Alam

Meniru Kebijaksanaan Alam

0

ALAM tumbuh dalam dan melalui proses. Namun manusia sering lebih suka menggunakan jalan pintas yang bukan berdasarkan cara kerja alam berproses. Metamorfosa kupu-kupu dari bentuk telur-ulat-kepompong-kupu mengajarkan kepada manusia bagaimana bertumbuh kembang bersama alam.

Tehnologi toh pada kenyataannya dikembangkan mesti sejalan dengan cara kerja alam, sebagaimana Wright Bersaudara mengembangkan pesawat berdasarkan pengamatan terhadap cara burung untuk bisa terbang.

Perilaku manusia
Foto ini menggambarkan situasi jalanan macet di Brebes, Jawa Tengah. Terjadi kemacetan parah, karena jalan sedang dalam perbaikan. Menjadi semakin macet lantaran sikap pengguna jalan yang tidak sabar. Sebagian pengemudi nekad mengambil lajur yang berlawanan arah demi kepentingan dirinya sendiri dan menyerobot hak mereka yang justru bersedia mengantri.

Lihatlah foto dimana ada sebuah bus mengambil jalan berlawanan arah dan melawan arus, sementara di lajurnya sendiri telah berjejeran sampai tiga lajur. 3 baris). Juga terlihat pengendara motor tengah bersiap akan memotong di depan saya dan menyeberang jauh untuk keluar badan jalan di sisi kiri saya. Juga, pengemudi motor ini mengamblir lajur berlawanan arah untuk melawan arus. Ia berani mengambil resiko bertabrakan dengan sepeda motor yang sering melaju kencang di sisi kiri saya.

Mengamati kondisi jalan tol di Jakarta, perilaku manusia tak beda. Selama ini, bahu jalan sudah dimengerti khalayak ramai sebagai ruang darurat untuk menampung kendaraan yang tiba-tiba mengalami macet mendadak atau mesinnya bermasalah. Bahu jalan menjadi “lahan parkir” sementara dan sifatnya darurat.

Tapi apa lacur? Bahu jalan ini pun sering kali diserobot pengemudi-pengemudi egois yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dan malas mengantri pada kondisi lalu lintas yang padat.
Nah, kita sepertinya perlu belajar pada barisan semut yang lebih rapi dalam urusan berlalu lintas. Kita pun mesti “mengatur diri” dalam banyak hal agar hidup kita bisa menjadi lebih seirama dengan pertumbuhan alam. Berpikir dengan cara alam berpikir dan bertindak sejalan dengan cara alam bertindak.

Sony H. Waluyo, karyawan swasta di Jakarta dan freelance translator.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version