SEMARANG (17/8/2015). Dengan Umat Katolik yang mayoritas beretnis Tionghoa dan berada di situs kompleks Pecinan Semarang, Paroki St. Fransiskus Xaverius Kebon Dalem Semarang menyambut HUT 70 Kemerdekaan Republik Indonesia secara unik.
Sebelum tanggal 17 Agustus, aneka lomba diselenggarakan dengan melibatkan anak-anak, remaja, orang muda dan orang dewasa bahkan lansia. Lomba diselenggarakan dari mulai yang bersifat kerakyatan misalnya makan krupuk, bersifat kreatif misalnya mewarnai lukisan, hingga lomba membuat tumpeng.
Paraliturgi itu ditandai dengan penempatan Bendera Merah Putih, menyanyikan Lagu Indonesia Raya, mengheningkan cipta mengenang dan mendoakan para pahlawan negeri ini, pembacaan Teks Proklamasi, Pembacaan Pancasila yang ditirukan umat, dan Pembacaan Pembukaan UUD 1945. Suasana khidmat tercipta menandai semangat kecintaan untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sesudah itu, barulah, lagu pembuka dinyanyikan dan pendupaan seputar altar sebagai awal Perayaan Liturgi Ekaristi dimulai. Intensi utama adalah doa bagi bangsa ini agar tetap rukun, damai, dan sejahtera. Dengan perpaduan ritual paraliturgi dan Liturgi Ekaristi ini, kami bertekad menghayati jatidiri menjadi 100% Katolik, dan 100% Indonesia sebagaimana diserukan Mgr. Albertus Soegijapranata SJ.
Bersumber dari perayaan suci Ekaristi, mengalir dalam kehidupan karya sehari-hari. Sesudah perayaan Ekaristi, seluruh umat yang hadir dipersilahkan berpesta sederhana dari hasil tumpeng karya keempat wilayah di Paroki Kebon Dalem yang dilombakan itu dan disantap dengan sukacita oleh siapa saja yang mau menerima. Sedikitnya empat ratus umat hadir dan terlibat dalam rangkaian upacaya itu, dengan perayaan Ekaristi yang dipersembahkan oleh Romo Aloys Budi Purnomo Pr, Pastor Paroki Pinggir Kali Kebon Dalem. ***
»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̭̌«̶
Sent from my heart of abudhenkpr
“abdi Dalem palawija”
Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan
Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang