Menjadi Manusia Bijak

0
Ilustrasi (Ist)

Rabu 17 Juli 2024.

Yes 10:5-7.13-16.
Mzm 94:5-6.7-8.9-10.14-15.
Mat 11:25-27

BIJAKSANA dan rendah hati adalah sikap yang membanggakan di hadapan Allah dan manusia. Ketika seseorang rendah hati dan bijak, dia mengakui bahwa segala sesuatu yang dimilikinya adalah anugerah dari Allah.

Dirinya tidak sombong atau menyombongkan diri atas prestasi atau keunggulan yang dimilikinya. Sebaliknya, dia bersyukur dan mengakui bahwa semua kesuksesan adalah hasil dari bantuan dan rahmat Allah.

Orang yang bijaksana dan rendah hati juga berarti memiliki kesadaran akan kekurangan dan kesalahan diri sendiri. Seseorang yang rendah hati tidak malu untuk mengakui kesalahannya dan belajar dari pengalaman.

Orang yang bijaksana dan rendah hati, tidak merasa terlalu tinggi untuk belajar dari orang lain atau menerima masukan yang membangun. Sikap ini memungkinkan seseorang untuk terus berkembang dan meningkatkan diri tanpa terhalang oleh ego yang besar.

“Ketika di atas, ingat yang dibawah, ingat asal usul, dan tetap rendah hati,” kata seorang bapak.

“Dan ketika di bawah, tetap yakin kita berharga di mata Allah, dan Allah tetap memanggil kita untuk menjadi sarana hadir-Nya bagi orang-orang di sekitar kita.

Bisa menempatkan diri dengan tepat itu membahagiakan. Jika kita bahagia dengan hidup kita, orang di sekitar pun akan ikut bahagia. Maka jangan lupa diri dan lupa daratan, siapa diri kita ini di hadapan Tuhan dan sesama,” paparnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Pada waktu itu berkatalah Yesus: Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, dan Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.”

Tuhan Yesus, mengajak kita untuk merenungkan tentang kedalaman kebijaksanaan dan rahasia Allah yang dinyatakan kepada mereka yang sederhana dan rendah hati.

Allah mengungkapkan kehendak-Nya melalui Yesus Kristus, yang adalah satu-satunya jalan untuk mengenal Bapa. Cara Allah mewahyukan diri Ini mengajarkan kita pentingnya kerendahan hati dan ketergantungan sepenuhnya kepada Kristus dalam pencarian akan pengetahuan dan pemahaman rohani.

Pencarian Kebijaksanaan Allah tidak selalu ditemukan dalam cara yang diharapkan oleh dunia, tetapi Allah memilih untuk mendedahkan kebenaran-Nya kepada mereka yang memiliki hati yang sederhana dan siap menerima-Nya.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah yang aku cukup bijaksana dan rendah hati di hadapan Sang Kebijaksanaan Abadi?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version