DALAM injil hari ini (Matius 10:1-7), kita membaca tentang Yesus mengutus para murid-Nya.
Apa artinya menjadi murid Yesus? Sebelum mencari jawabannya, ada baiknya kita memahami makna murid.
Murid, dalam bahasa Latin adalah “discipulus” yang di dalamnya mengandung unsur “discere” (belajar). Tugas seorang murid adalah belajar. Yang mengaku diri murid, tetapi tidak pernah belajar berarti dia bohong.
Lalu, apa yang para murid Yesus mesti lakukan?
- Pertama, belajar dari Yesus dengan mendengarkan yang diajarkan dan menyaksikan yang dilakukan-Nya.
- Kedua, menerapkan ajaran-Nya ke dalam hidup nyata sehari-hari.
Menjadi murid itu bukan soal mengerti ajaran-Nya saja, melainkan juga mewujudkannya dalam kehidupan. Murid Yesus tidak belajar teori, tetapi mempraktikkan sikap hidup; meneladan Sang Guru.
“Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, dan memberi mereka kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit erta segala kelemahan” (Matius 10:1). Yesus mengutus mereka untuk mengerjakan apa yang sudah Yesus kerjakan. Yesus meminta mereka pergi dan mewartakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat (Matius 10:7).
Mengapa mereka tidak boleh menyimpang ke jalan bangsa lain (Matius 10:5)? Apakah Yesus bersikap diskriminatif? Sama sekali tidak, karena Yesus menyembuhkan juga anak perempuan Kanaan (Matius 15:28).
Dalam perikop ini, Yesus menegaskan bahwa Dia diutus pertama-tama untuk orang Yahudi, bangsa yang dipilih Tuhan (Matius 15:26). Karena itu, para murid-Nya mesti mengerjakan yang sama pula.
Semua orang yang sudah dibaptis adalah murid Tuhan Yesus. Mereka wajib mendengarkan Yesus dan melakukan yang Yesus lakukan juga.
Itulah artinya menjadi murid Yesus. Apakah selama ini kita sudah mendengarkan Yesus dan melakukan yang diajarkan-Nya?
Rabu, 10 Juli 2024
HWDSF