HARI ini, Gereja merayakan Minggu Misi. Sabda Tuhan (Yesaya 53:10-11; Ibrani 4:14-16; Markus 10:35-45) mewartakan tentang semangat pelayanan.
Nabi Yesaya mewartakan tentang Hamba Tuhan yang menyerahkan diri-Nya sebagai kurban silih (Yesaya 53:10). Hamba itu tampak dalam pribadi Yesus yang datang ke dunia untuk melayani; bukan untuk dilayani (Markus 10:45).
Semua pengikut-Nya mesti siap melayani.
Namun para murid tidak dengan sendirinya memahami pesan-Nya itu. Dua murid-Nya, yakni Yakobus dan Yohanes, malah minta posisi mulia di sisi-Nya. Mereka ingin menikmati tempat yang nyaman di dekat Yesus dalam kemuliaan-Nya nanti.
Permintaan itu menjadi kesempatan baik bagi Yesus untuk mengajarkan semangat pelayanan kepada para murid-Nya. Menjadi pengikut Yesus itu berarti siap melayani. Apa pun yang mereka kerjakan mesti lahir dari semangat pelayanan.
Intinya, mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan sendiri. Dengan cara itulah mereka menjadi pengikut Yesus yang sejati.
Itulah yang kita lihat dalam diri para misionaris. Mereka meninggalkan keluarga, tanahair, dan kehidupan mereka untuk mewartakan Injil agar banyak orang mengenal Yesus dan diselamatkan.
Gereja itu bersifat misioner. Hanya dengan menghayati sifatnya yang misioner dan siap mengorbankan diri sendiri, para pengikut Yesus membuat Gereja tetap hidup.
Berapa di antara kita yang menyadari diri sebagai buah-buah karya misionaris? Siapa yang siap menjadi misionaris? Artinya, siap mewartakan Injil lewat hidup dan karya sehari-hari.
Itu semua menuntut semangat pelayanan yang merupakan tanda menjadi orang Kristen sejati.
Minggu, 20 Oktober 2024
Minggu Misi Sedunia
HWDSF