Home BERITA Menjadi Perempuan Sempurna

Menjadi Perempuan Sempurna

1
Ilustrasi Ibu hamil by ist

BAPERAN-BAcaan PERmenungan hariAN.

Rabu, 8 Desember 2021.

Tema: Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda.

Bacaan

  • Kej. 3: 9-15, 20.
  • Ef. 1: 3-6, 11-12.
  • Luk. 1: 26-38.

DI atas kepala manusia sudah tidak ada lagi sesuatu yang dapat diletakkan. Kecuali topi untuk melindungi kepala dari segala bahaya yang dapat mencelakai keutuhan kepalanya.

Mahkota untuk menunjukkan kekuasaan yang dimilikinya. Topi atau mahkota hanya terbatas menunjukkan pengaman, kedudukan dan kuasa yang melekat pada lambang topi atau mahkota.

Dalam kesadaran yang utuh dan penuh atas kebaikan Sang Pencipta, Allah memilih seorang perawan memulai sejarah penebusan, penyempurna sejarah ciptaan.

Ia dianugrahi Mahkota Kemuliaan, menjadi ibu Sang Penebus. Allah memperkenankannya.

Sang Pencipta sangat menghargai dan mencintai proses kemanusiaan yang manusiawi.  Kerahiman-Nya yang suci nan agung menguduskan rahim seorang perawan menjadi tempat suci bagi Sang Penebus berproses menjadi manusia.

Sang Sabda menjadi manusia.

Manusia dimampukan berjumpa dan menyapa, mendengar dan berbicara, melihat dan memandang, mendatangi dan berjalan bersama, menyentuh dan dipeluk oleh Sang Hyang Kehidupan sendiri.

Ia menjadi makhluk mulia, seperti awal penciptaan.

“Mo datang ke rumah ya. Kami mengadakan pesta. Kami bahagia. Sesuatu yang kami rindukan Tuhan anugerahkan.”

“Oke, pesta apa itu?

“Ya, nanti aja diberitahu. Pokoknya datang ya Romo,” katanya sambil tersenyum.

“Baiklah.”

Tidak ada hiasan pesta di dalam rumahnya. Yang adalah adalah kado-kado dari setiap yang datang. Mereka masih terkait sebagai saudara.

Tidak ada pula suasana hiruk-pikuk pesta.

Rumah sederhana tertata, bersih dan rapi. Tidak ada kesan jorok.

Saya yakin bukan karena ada pesta lalu rumah dibersihkan secara mendadak. Kelihatan memang setiap hari mereka membersihkan rumah, bak hotel mewah.

Tidak banyak barang yang menghiasi rumah. Namun barang-barang yang penting ada.

Beberapa ornamen di dinding rumah kiranya menunjukkan bahwa keluarga mereka rukun. Orangtua dan mertua lengkap terpasang di dinding.

Dapurnya juga bersih dan rapi. Tidak bau. Kucoba melihat bagian belakang rumah pun ada taman tertata asri.

Saudara-saudarinya lain berdatangan. Kecup salam sembari gelak tawa membuat suasana riang.

Tiba-tiba ibu muda ini berbicara di samping suaminya.

Saya ingat persis yang dikatakan. Singkat tapi jelas alasan berkumpul.

“Romo, papa mama, papa mama mertua, saudara-saudariku, saya sengaja mengundang dan mengadakan pesta tanpa memberitahu alasan.

Alasannya adalah, kami memberitahu bahwa saya sedang mengandung tujuh pekan untuk anak yang pertama.”

“Wouw… perkawinan tahun keberapa?” tanyaku

“Setahun Romo.”

“Bagi kami, ini sangat luar biasa,” kata sang suami sambil memeluk isterinya yang berdiri di sampingnya.

Dan kulihat si suami mengelus-elus perut sang isteri.

“Kami sangat bahagia,” lanjutnya.

“Sangat luar biasa kebaikan Tuhan. Memang, kami meminta dan merindukannya. Kami tidak akan membatasi berapa yang Tuhan berikan.

Kami percaya, mereka akan menjadi teman perjalanan kami. Dan kami akan bersama-sama berjalan dan menikmati kehidupan. Kami tidak takut,” jelasnya.

Tak terasa, banyak hadirin termasuk saya begitu tersentuh dan meneteskan air mata.

“Terimakasih papa mama yang telah memberi saya saudara 5 orang. Juga papa mama mertua yang telah memberi kami saudara-saudari 6 orang.

Kami banyak saudara. Kami bangga, walaupun ada satu yang berkebutuhan khusus. Tapi kami tetap mensyukuri semua itu. Kami akan merawatnya dengan baik,” ucap suami.

Yang hadir pun terharu. Kami berdoa dan makan bersama.

Suasana gembira dan bersyukur bak sebuah pesta perkawinan yang ke-50. Orangtua dan mertua tampak dekat dan hepi.

Kita merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda.

Keagungannya pertama-tama karena Allah Sang Pencipta jatuh hati kepada perawan Maria untuk memulai karya penebusan-Nya.

Maria dianugerahi mahkota kehidupan. Hati Bapa dilimpahkan, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” ay 28.

Segala berkat rohani surgawi menyertai dia.

Tuhan, syukur tak terhingga atas bunda kami, Perawan Maria. Amin.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version