Bacaan 1: 2Raj 22:8-13; 23:1-3
Injil: Mat 7:15-20
SAAT pemilihan presiden, kita melihat hal-hal lucu dimana mereka yang ingin mencalonkan diri tiba-tiba memerankan diri sebagai orang baik. Ada yang tiba-tiba ‘acting’ sebagai petani, kernet bus atau seorang bijak.
Padahal keseharian mereka kita tahu tidak seperti itu.
Seorang pemimpin tidak bisa hanya memberikan perintah.
Pemimpin teladan harus menjadi “role model” dan contoh bagi orang-orang yang dipimpinnya. Harus bisa menjalankan apa yang dikatakannya sendiri dalam perintah.
Dengan demikian, orang yang dipimpin akan menghargai dan mau mengikuti apa yang diperintahkan.
Keteladanan dalam sebuah kepemimpinan adalah sebuah keharusan.
Raja Yosia telah menjadi “role model” dan teladan bagi bangsanya.
Lewat penemuan Kitab Taurat di rumah Tuhan, ia mengajak seluruh suku bangsa Yehuda untuk mau bertobat. Ia membawa perubahan bagi kesejahteraan rakyatnya.
Ini menjadi catatan tersendiri bagi kita semua saat nanti memilih pemimpin pengganti Presiden Jokowi. Janganlah tertipu pada pencitraan pribadi.
Lewat buah-buah yang dihasilkannya dari sikap dan perilakunya, seharusnya kita mampu mengenali siapakah orang itu sesungguhnya.
Hal ini pun ditekankan oleh Tuhan Yesus agar tidak terkecoh oleh nabi-nabi palsu.
“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.”
Betapa pentingnya membaca Kitab Suci agar mampu membedakan Roh yang baik dan roh jahat. Untuk melawan ‘nabi-nabi palsu’ di zaman ini.
Pohon yang baik pasti menghasilkan buah yang baik, demikian juga sebaliknya.
Pesan hari ini
Mari kita belajar menjadi pohon yang baik agar buah yang dihasilkan baik.
Menjadi “role model” bagi orang-orang disekitar kita, sehingga mereka mengenal Kristus.
“Seorang pemimpin adalah orang yang mengetahui jalan, melewati jalan tersebut, dan menunjukkan jalan itu untuk orang lain.”
