Menjadi Satu

0
Sehati sepikir salam satu jiwa

Rabu, 15 Mei 2024

  • Kis 20:28-38;
  • Mzm 68:29-30.33-35a.35b-36c;
  • Yoh 17:11b-19

KITA ini merupakan makhluk sosial yang hidup secara berdampingan atau berkelompok satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, setiap manusia tentu tidak bisa hidup secara sendirian. Hal ini dapat dilihat secara langsung di suatu daerah tertentu pada setiap masyarakatnya yang terdiri dari sekelompok orang atau golongan.

Oleh karena itu, Tuhan Yesus dalam amanat perpisahan-Nya menegaskan pentingnya kesatuan antar manusia dan manusia dengan Allah.

“Gereja kita ini rusak bukan karena ancaman dari luar, tetapi karena retak dari dalam,” kata seorang sahabat.

“Tidak mudah menyatukan ide dan keinginan baik yang ada dalam pikiran umat hingga sering kali ada orang yang kecewa dan mutung karena idenya tidak diikuti.

Dalam dinamika reksa pastoral terkadang karena ego masing-masing, maka pendapat dengan mudah dikesampingkan. Kesulitan atau pun konflik sering menjadikan kita kurang bersatu.

Peran kita sebagai murid Kristus adalah bagaimana kita mendalami doa Yesus ini. Hingga kita tidak mudah kecewa dan mutung, karena pendapat kita tidak diikuti,” kata sahabatku itu.

Sudah sepatutnya bahwa kita harus hidup rukun secara berdampingan. Hidup rukun merupakan hidup yang saling menghormati, menghargai, dan menyayangi di antara sesama umat manusia.

Hidup rukun akan membuat kita memiliki hubungan yang harmonis. Suasana hidup rukun yang tercipta akan membuat kehidupan di dalam Gereja menjadi tenteram dan damai karena antar anggota bisa saling memahami satu sama lain.

Tidak hanya itu, kondisi kehidupan yang rukun akan membuat kita terhindar dari adanya perselisihan atau pertikaian. Hal ini tentu juga berdampak terhadap meningkatnya rasa untuk saling memiliki satu sama lain yang menciptakan kehidupan aman, tenteram, dan damai.

Dalam bacaan Injil hari ini, kita dengar demikian, “Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.”

Tuhan Yesus berdoa dan meminta agar Bapa memelihara kita dalam nama-Nya agar kita menjadi satu seperti Dia dengan Bapa yang adalah satu.

Doa Yesus ini mengungkapkan keprihatinan Sang Gembala kepada para murid-Nya agar kita tidak ada yang hilang atau pun binasa. Doa Yesus ini adalah wujud dari cinta-Nya kepada para murid dan kepada kita semua.

Doa ini membuat para murid merasa bahwa mereka senantiasa dilindungi dan dijaga dalam tugas perutusannya. Yesus tidak berdoa agar para murid tidak mengalami masalah-masalah. Tetapi Dia berdoa agar mereka juga bersatu dalam doa dan saling menguatkan.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku terlibat aktif mengusahakan kesatuan dalam hidup menggereja?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version