Bacaan 1: Kel 22:21-27
Bacaan 2: 1Tes 1:5c-10
Injil: Mat 22:34-40
Sinode Para Uskup tahun 2023 digagas oleh Paus Fransiskus dengan tujuan mendengarkan umat Allah secara bersama serta mendengarkan terang bimbingan Roh Kudus. Sehingga aspek konsultatif sangat diperhatikan untuk mengenali rasa iman yang sedang hidup.
Dalam hal ini, umat diajak untuk mendengarkan dan terbuka terhadap Roh Kudus dalam kehidupannya.
Sinode berusaha mendengarkan semua umat terutama mereka yang selama ini “terpinggirkan” karena berbagai hal.
Tema yang diusung adalah Persekutuan (communio), keterlibatan semua dan pengutusan (misi).
Dalam peneguhannya kepada jemaat di Tesalonika, Rasul Paulus memuji keteguhan iman jemaat oleh injil yang ia wartakan. Oleh keterbukaan mereka terhadap Roh Kudus maka mereka mampu menerima iman Kristus meski dalam situasi penganiayaan. Bahkan injil juga tersebar sampai keluar dari Provinsi Makedonia dan Akhaya.
Sama seperti dalam tema Sinode Para Uskup 2023, Tuhan Yesus mengajak orang-orang Yahudi untuk mengasihi Allah dan peduli kepada sesama sebagai pelaksanaan hukum yang utama.
Terbuka pada Roh Kudus untuk semakin dekat pada Allah dan peduli pada sesama, merupakan rangkuman dari seluruh Hukum Taurat. Menjadi teman bagi mereka yang selama ini “terpinggirkan” atau “mereka pingggirkan.”
“…Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Demikian sabda-Nya.
Allah sungguh peduli pada kaum lemah dan terpinggirkan.
Hal ini jelas tampak dalam perintah-Nya kepada Musa, saat menurunkan berbagai macam perintah dalam Hukum Taurat. Salah satunya adalah kepedulian kepada para janda dan anak yatim sebagai kaum lemah.
“Seseorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas.”
Pada zaman itu di Israel, seorang janda sama sekali tidak ikut menjadi ahli waris suaminya. Jadi, bila dia tidak memiliki anak, maka harta waris suami kembali kepada keluarga suami.
Dalam kondisi demikian, seorang janda tentu kehilangan pelindung dan penopang ekonomi dari pihak laki-laki (suami, anak-anak lelaki, ataupun saudara-saudara). Sehingga mereka merupakan kaum lemah dan sering terpinggirkan.
Pesan hari ini
Menjadi “Gereja” berarti hadir menjadi teman bagi mereka yang terpinggirkan. Menjadi “Gereja” berarti juga terbuka akan keterlibatan Roh Kudus dalam kehidupanmu.
“Orang tidak bisa peduli karena mereka belum mengalami seperti apa perihnya diremehkan, ditertawakan, dihina dan lainnya.”