Rm 12 : 5- 6 dan Luk 14: 15-24
Relasi kita dengan Allah didasari oleh sebuah undangan atau tawaran. Hidup kita tergantung pada sejauh mana kita menanggapi tawaran dan undangan Allah itu. Kalau kita menolak undangan, maka orang lain diberikan kesempatan untuk menikmati undangan itu.
Tawaran kasih Allah mengundang orang untuk ikit dalam perjamuan. Yang dibutuhkan adalah kesanggupan dan kesediaan secara pribadi “ya” yang sejati untuk ikut serta dalam undangan perjamuan itu.
Kesanggupan ini tantangan bagi semua orang yang mau sungguh serius dengan hidup berimannya. Tawaran dan undangan dari Kristus selalu terus bergema sampai saat ini.
Bagaimana tanggapan kita? Kadang kita belum sungguh tulus menjawab ‘ya’ atas undangan Kristus itu.
St. Paulus merefleksikan tawaran keselamatan Kristus ini dengan menunjukkan kesatuan sebagai Tubuh Kristus, walaupun setiap kita memiliki karunia yang berbeda.
Karunia yang berbeda bukan untuk menimbulkan perpecahan, melainkan justru semakin membangun persatuan dalam perbedaan dan kerukunan dalam keberagaman.
Penegasan St. Paulus: “Kasihmu janganlah pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.” Bagaimana dengan kita?
Doaku: Ya Tuhan Yesus, bukalah hatiku untuk selalu menerima undangan kasih-Mu dan berjuang membangun relasi penuh kasih dengan sesama dalam hidupku. Amen.