Home LUMBUNG GAGASAN Mensinergikan Gereja dan Bebek: Yuk Beternak agar Lebih Sejahtera (1)

Mensinergikan Gereja dan Bebek: Yuk Beternak agar Lebih Sejahtera (1)

0
Ilustrasi:

DALAM Arah Dasar Pastoral Gereja Keuskupan Agung Jakarta ditekankan agar Umat Allah Gereja KAJ menjadi Umat Allah yang semakin terlibat dalam pelayanan kasih di tengah masyarakat dengan mengembangkan tata layanan pastoral berbasis data. Lalu juga diharapkan mampu  memberdayakan komunitas teritorial lingkungan dan komunitas kategorial menjadi komunitas beriman yang bertumbuh dalam persaudaraan dan berbuah dalam pelayanan kasih.

Secara lebih khusus, arah pelayanan kasih terarah pada upaya melibatkan diri dalam berbagai permasalahan sosial setempat, terutama masalah kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup dan intoleransi.

Kemiskinan itu riil 

Kemiskinan memang menjadi masalah kronis di negara kita ini.  Untuk mengentaskan kemiskinan dibutuhkan solidaritas, perhatian dan kerjasama dari banyak pihak, khususnya dari hirarki, tokoh-tokoh awam yang secara finansial mampu dan rela untuk berbagi, para petani penggarap, para pemilik lahan tidur di daerah (miskin) dll.

Diharapkan uraian di bawah ini dapat dikaji dengan lebih mendalam dengan tujuan agar dapat menumbuhkan optimisme bahwa kemiskinan dapat diatasi secara terpadu.

Mari beternak bebek petelur 

Indonesia merupakan penghasil agroindustri yang sangat bervariasi dengan lokasi yang tidak beraturan, dan masing-masing mempunyai pangsa pasarnya sendiri

Setiap daerah mempunyai kekuatan agroindustrinya sendiri, dengan sentra-sentra agroindustri yang belum ditata dengan baik, misalnya: sayur-mayur, buah-buahan, bunga, beras, palawija, umbi-umbian, ternak, susu , madu, ikan, dll.

Kekuatan agroindustri tersebut, dengan cara yang sama, dapat dikelola untuk mengentaskan kemiskinan, yang dalam hal ini diberi contoh dalam pengelolaan bisnis Beternak Bebek Petelur.

Pemikiran dasar

 

Diasumsikan bahwa banyak orang kota yang mempunyai dana idle, yang hanya menjadi dana nganggur di bank. Sementara, banyak orang desa mempunyai tanah tidak produktif dan hanya menjadi lahan tidur, dan bahkan lebih banyak lagi yang menganggur.

Secara teroretis kedua hal tersebut di atas dapat disinergikan, saling mendukung, yaitu secara bersama-sama mengelola sebuah usaha berdasarkan sistem profit sharing, yang dalam hal ini akan kita bicarakan tentang beternak bebek petelur.

Gereja sebagai penyelaras

Kekuatan yang satu menutup kelemahan pihak lain, dan hirarki dapat menjadi Pihak yang mempertemukan.

Supaya usaha beternak bebek petelur memberikan hasil yang significant diperlukan upaya reformasi dalam memelihara bebek, yaitu dari cara tradisional dengan cara angon bebek (membiarkan bebek berkeliaran mencari makan sendiri di sawah) mengarah ke pengelolaan secara intensif dan profesional.

Yang dimaksud dengan mengelola atau beternak bebek secara intensif dan profesional ialah bahwa bebek tidak dibiarkan berkeliaran mencari makan sendiri di sawah-sawah sehabis panen. Tapi bebek-bebek itu dipelihara dalam kandang dengan memperhitungkan pemenuhan kebutuhan harian bebek tersebut. Taruhlah itu  tempat untuk berteduh/tidur, bermain, “mencari” makan, dan bertelur.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version