Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Menunggu itu (Tidak) Membosankan

Menunggu itu (Tidak) Membosankan

0
Menunggu

Bacaan 1: 1Sam 1:24-28

Injil: Luk 1:46-56

Sudah terbayang ketika mendengar kata “menunggu”, membosankan (itu pasti yang pertama muncul), harus sabar, mencari kesibukan dan sebagainya. Tidak mudah memang mengerjakan aktifitas menunggu.

Tidak sedikit orang yang memiliki sifat tidak sabar dalam menunggu dan terburu-buru.

Ketika kamu menunggu sesuatu dalam hidup, pastinya kamu penuh harapan dan memiliki keyakinan bahwa kamu akan mendapatkannya. Namun ini hanya berlaku bagi mereka yang teguh dalam pendirian.

Menunggu seseorang, sabar menunggu jodoh, menunggu memiliki buah hati, menunggu pertolongan Tuhan, dan masih banyak lagi.

Hana sebagai wanita Yahudi mendapat perlakuan buruk dan dihina karena mandul, sesuatu yang dianggap aib bagi wanita Yahudi. Ia harus rela dimadu oleh Elkana suaminya yang memiliki istri lain Penina dan punya anak-anak laki-laki dan perempuan.

Apa yang bisa dilakukan Hana hanyalah menunggu keajaiban, menangis dan tidak mau makan.

Namun Hana memiliki keteguhan dalam iman, ia berdoa di rumah Tuhan meminta dan menunggu pertolongan-Nya. Hana bahkan sampai dianggap sebagai orang mabuk oleh imam Eli karena terus-menerus berdoa komat-kamit di rumah Tuhan.

Akhirnya apa yang ditunggu datang juga, Tuhan mendengarkan doanya dan ia punya anak, salah satunya Samuel. Karena Hana merasa bahwa ini karena campur tangan-Nya, ia berniat menyerahkannya pada Tuhan untuk melayani-Nya.

“Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya.

Maka akupun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN”

Ungkapan syukur diungkapkan oleh Bunda Maria dalam perjumpaannya dengan Elizabeth. Maria adalah misionaris sejati, yang senantiasa mewartakan Kabar Gembira Allah. Ungkapan syukur yang sering dikenal sebagi “Magnificat Maria”, kidung indah Maria atau pujian pada Allah.

“Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus…”

Pesan hari ini

Jangan bosan dan cepat menyerah saat menantikan pertolongan Tuhan. Sebab Ia selalu memperhatikan doamu.

“Sesuatu yang berharga adalah sesuatu yang pantas untuk ditunggu.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version