Jemaat Kristen perdana di Yerusalem mengalami penganiayaan. Kendati demikian, mereka tumbuh dan terus mewartakan Yesus. Tuhan mengutus Filipus untuk menjelaskan tentang Yesus kepada seorang Etiopia, seorang sida-sida (Kisah Rasul 8:35).
Hati sida-sida itu terbuka. “Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah” (Kisah Rasul 8:37). ia meminta Filipus membaptisnya (Kisah Rasul 8:38). Dengan demikian dia memperoleh keselamatan.
Injil pada hari ini (Yohanes 6:44-51) mewartakan tentang Yesus sebagai roti hidup yang turun dari surga (Yohanes 6:51). Yesus menjelaskan tentang anugerah bagi mereka yang menyambut-Nya. Bagaimana orang menyambut-Nya?
Pertama, mendengar, menerima, dan datang kepada Yesus (Yohanes 6:45). Kedua, percaya kepada-Nya. Mereka yang percaya kepada-Nya mempunyai hidup yang kekal (Yohanes 6:47). Ketiga, menyantap roti hidup. “Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya” (Yohanes 6:51).
Dua bacaan hari ini menunjukkan bagaimana gereja membagikan Yesus. Pertama, gereja membagikan Yesus lewat sabda. Filipus melakukan hal itu kepada sida-sida dari Etiopia. Kedua, Yesus memberikan Diri-Nya sebagai roti hidup yang turun dari surga.
Setiap hari, gereja melakukan dua tugas itu dalam perayaan ekaristi. Di sana, gereja mewartakan Yesus melalui liturgi sabda dan liturgi ekaristi. Lewat liturgi sabda, gereja menjelaskan Yesus dalam bentuk sabda. Di atas altar, gereja membagikan Yesus dalam rupa roti ekaristi. Keduanya merupakan satu kesatuan.
Umat diundang untuk menyambut kedua-duanya dengan iman dan sikap terbuka. Jawaban “syukur kepada Allah” untuk sabda Tuhan menunjukkan sikap terbuka itu. Dengan menerima komuni orang membuka hatinya menyambut Yesus.
Setiap saat gereja menyediakan rejeki rohani yang menghidupi jiwa-jiwa umatnya, baik dalam bentuk sabda maupun roti kehidupan. Sejauh mana umat telah mempersiapkan hati dan budi yang layak untuk menyambut sabda dan roti kehidupan?
Kamis, 18 April 2024
HWDSF