Minggu, 20 Desember 2015
Minggu Adven IV
Mi 5:2-5a; Mzm80:2ac-3b,15-16,18-19; Ibr 10:5-10; Luk 1:39-45
Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimny, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara naring, “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.”
HARI ini adalah Minggu Adven Keempat. Kedatangan Tuhan yang kita nantikan kian dekat. Kita dipanggil untuk menyambut kedatangan-Nya dengan sukacita pada hari Natal.
Membaca Injil hari ini, saya tertarik untuk merefleksikan kata-kata Elisabet. Tiga kali Elisabet menggunakan kata yang serupa. Pertama, “Diberkatilah engkau di antara semua wanita.Kedua, “dan diberkatilah buah tubuhmu.”. Ketiga, “Berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.”
Elisabet mengatakan tiga kata yang sama kepada Maria. Maria diberkati dan berbahagia karena dipilih menjadi ibu bagi Putra Allah. Dipilih oleh Allah adalah hal yang mengagumkan, menjadi khusus dan diberi tanggungjawab.
Syukur kepada Allah bahwa Maria menerima kedua mahkota panggilan yakni sukacita dan salib derita dalam melaksanakan kehendak Allah. Sukacita panggilannya tidak hancur oleh dukacita salib karena sukacaita dan derita itu digerakkan oleh iman, harapan dan kepercayaan kepada Allah dan janji-janji-Nya.
Apa yang dapat kita petik sebagai pelajaran dari pengalaman iman Maria dan Elisabet? Pertama, kita semua belajar untuk mengenal kehadiran Yesus Kristus dalam kehidupan kita. Kita diberkati pula jika kita mengenal Yesus Kristus dengan mata iman kita.
Kedua, dengan mengenal dan mengimani Yesus Kristus, Ia akan menganugerahkan sukacita dan kebahagiaan. Hidup kita diberkati. Kata diberkati berarti diberi kebahagiaan. Kebahagiaan itu merupakan sukacita yang terus bertahan tak tak tersingkirkan.
Yesus sendiri berjanji bahwa tak seorangpun dapat merampas kebahagiaanmu (Yoh 16:22). Ia akan selalu memberi kita sukacita ilahi yang memampukan kita menanggung penderitaan dan luka yang tak akan disingkirkan oleh baik hidup maupun maut.
Ketiga, ketika Elisabet menyapa Maria dan mengenali Mesias yang dikandungnya, mereka penuh dengan Roh Kudus dan dengan sukacita menyambut kepenuhan janji Allah yang memberikan seorang Penebus. Allah memenuhi sukacita kepada tak hanya hati Elisabet tetapi juga anak yang dalam rahimnya, yang melonjak kegirangan.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi, sementara kita menyembah Yesus Kristus, kita mohon kepada-Nya agar Ia memenuhi kita dengan Roh Kudus-Nya. Kita ingin hidup dalam sukacita dan pengenalan akan kehadiran Allah yang tinggal bersama kita melalui Roh Kudus-Nya.
Tuhan Yesus Kristus, penuhilah kami dengan Roh Kudus-Mu. Anugerahilah kami sukacita sejati dalam mencari Dikau dengan lebih sungguh sehingga kami bersukacita menyambut kedatangan-Mu kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)