Home BERITA Menyibak Kamus KehidupanAlbert Camus Mencari Makna Penderitaan

Menyibak Kamus KehidupanAlbert Camus Mencari Makna Penderitaan

0
Ilustrasi: Membantu orang menderita (ist)

MANUSIA berpikir bahwa ada masa depan. Namun, serentak kecewa karena ada kematian di penghujung masa depan. Itulah absurditas. Fakta umum yang tak terelakkan.

Padahal, manusia yang sedang menderita di dunia berharap ada “happy ending” di akhir hidupnya. Namun yang ada di masa depan bukanlah “happy ending” melainkan kematian. Suatu akhir yang absurditas atau hampa atau gelap.

Jadi apa arti hidup ini? Bila seluruh drama kehidupan ditutup dengan kematian. Bagi mereka yang sangat menderita, ini menjadi matinya sebuah harapan. Bagi mereka yang makmur, kematian juga menjadi akhir yang menyedihkan.

Sebab, apa gunanya kebahagiaan jika hanya sementara dengan waktu yang singkat.

Absurditas ini dirumuskan Albert Camus dalam novelnya yang berkisah tentang wabah penyakit yang menyerang kota Oran sehingga banyak orang mati dan kehilangan harapan.

Pemerintah pun mengisolasi masyarakat agar penularan penyakit ini berhenti. Ada orang yang tidak peduli dengan wabah dan memilih tetap beraktivitas karena perlu makan. Ada juga yang rela mati menerobos wabah demi orang yang dicintai.

Lebih baik mati demi cinta daripada menderita dalam penjara kesepian karena pun semua kehidupan berakhir mati.

Namun ada juga dokter yang berjuang mengabdikan dirinya untuk menyelamatkan orang. Bukan karena yakin apakah itu bermakna atau tidak. Tapi karena spontan bertindak karena hati terpanggil dan terharu melihat derita orang yang sakit dan dijumpai dimana mana.

Menurut Albert Camus, manusia yang menderita memilih salah satu dari dua pilihan, ketika terpukul oleh fakta ada kematian di ujung kehidupan yaitu:

  • Berharap bahwa agama itu benar tentang kehidupan setelah mati, atau;
  • Bunuh diri sebagai keikhlasan menghentikan derita hidup.

Catatan kita untuk dua pilihan adalah sebagai berikut:

  • Jangan memilih alternatif kedua (bunuh diri).
  • Pilihlah alternatif pertama namun ingatlah, teroris memilih kedua duanya.

Itu artinya, kita pilih yang pertama dengan akal sehat.

Percaya ajaran agama bahwa ada hidup setelah mati. Namun, tetap berani dan menyadari bahwa dunia ini tanggungjawab kita.

Kita yakin surga ada, namun yakin juga dunia ini harus dihargai dan dicintai. Ulanglah terus menerus doa Yesus “Jadilah Kehendak-Mu, di atas bumi seperti di dalam surga”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version