SETIAP orang memiliki kesempatan untuk hidup kudus di hadapan Tuhan dan sesama. Namun semua perjuangan untuk hidup kudus tergantung pada diri masing-masing.
Suatu tengah malam, seorang lelaki datang ke rumah makan di sebelah tempat kosnya. Setelah memesan sepiring nasi goreng, ia membuka HP-nya dan asyik menonton.
Tanpa disadari, nasi gorengnya selesai dan disajikan oleh pemilik warung. Melihat layar HP pelanggannya, pemilik warung itu begitu kaget. Mengapa? Karena ternyata pemuda itu sedang nonton film porno.
Menyadari kesalahannya, pemuda itu pun segera mematikannya. Sambil makan, pemilik warung itu menyajikan teh manis kepada pemuda itu.
Pemilik warung itu berkata, ”Mas, ini teh manis gratis ya. Kalau bisa, jangan menonton film yang bisa mengotori tubuh kita. Sayang, Mas!”
Dengan perasaan tidak enak, pemuda itu bertanya, ”Memangnya, mengapa?”
Pemilik warung iitu berkata, ”Karena nanti pada hari penghakiman, Tuhan akan memisahkan yang baik dan tidak baik.
Yang tidak baik akan dibuang. Artinya, kalau kita merasa ada yang tak baik dalam diri kita, sebaiknya dibuang, daripada nanti kita yang dibuang. Tuhan tidak mau menyimpan yang tidak baik dalam surga.”
Bersama meraih kekudusan
Setiap orang dipanggil untuk hidup kudus di hadapan Tuhan dan sesama.
Kudus tidak berarti manusia tidak boleh melakukan kesalahan. Kudus berarti orang senantiasa mengarahkan hidup kepada Tuhan yang mahapengasih dan penyayang.
Orang selalu berusaha untuk melakukan hal-hal yang baik dan berkenan kepada Tuhan.
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk senantiasa menyadari kehadiran Tuhan dalam seluruh perjalanan hidup kita. Tuhan senantiasa membantu kita membangun hidup yang kudus. Lelaki itu ingin hidup bagi dirinya sendiri.
Ia mau menikmati hidup ini bagi dirinya sendiri. Ia tidak sadar bahwa hal-hal buruk yang ia lakukan akan diperhitungkan oleh Tuhan.
Kekudusan itu mesti senantiasa diperjuangkan dalam hidup sehari-hari. Orang yang kudus itu tidak tiba-tiba menjadi kudus. Orang memperoleh kekudusannya dari jatuh dan bangun dalam menjalani hidup ini.
Karena itu, yang dibutuhkan dari manusia adalah kesadaran untuk senantiasa melakukan hal-hal yang baik bagi diri dan sesama.
Kita tidak hidup sendirian. Kita selalu hidup bersama orang lain yang juga ingin meraih kekudusan dalam hidup sehari-hari. Mari kita senantiasa setia dalam hidup sehari-hari.
Dengan demikian, hidup kita memiliki makna yang mendalam bagi diri dan sesama. Tuhan memberkati.