Membaca teks kitab suci terebut kita tentu maklum, karena peristiwa demi peristiwa mengejutkan yang dialami para murid Yesus sekitar 2000 tahun lalu itu memang membuat siapapun yang mangalami sulit percaya. Bagaimana tidak? Sebelumnya, para murid merasa di atas angin menjadi orang dekat Yesus, dibuat tidak percaya dengan peristiwa penangkapan dan penyaliban Yesus. Tiga hari kemudian dibuat tidak percaya dengan kabar bahwa: “Yesus bangkit!”
Seolah belum sembuh dengan trauma Yesus yang mati di salib, para murid dikejutkan dengan berita kebangkitan. Maka suasana sulit percaya pada realita Yesus bangkit muncul. Sangat wajar bila Thomas mengatakan bahwa : “bila tidak melihat sendiri dan mencucukan jarinya, sekali-kali tidak akan percaya.”
Dan tampaknya Yesus tahu itu, maka delapan hari kemudian Yesus menampakan diri dan menyakinkan Thomas. “Damai sejahtera bagi kamu!”.
Ia pun berkata kepada Thomas: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”
Thomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!”
Lalu Yesus berpesan: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
Yesus selalu tampak
Kita bukan Thomas, namun di zaman ini Yesus selalu menyakinkan kita dan “menampakan diri-Nya” dalam berbagai bentuk peristiwa. Segala peristiwa yang kita alami adalah bagian dari “penampakan-penampakan” Yesus.
Penampakan Yesus di zaman ini dapat kita lihat dan rasakan secara nyata dalam berbagai kejadian yang kita alami setiap hari dan setiap saat. Yesus sungguh nyata dan dapat kita rasakan hadir-Nya. Yesus sungguh peduli dan menjaga hidup kita setiap hari dan bahkan setiap saat.
Bagaimana mengetahuinya? Dibutuhkan keterbukaan hati kita dan sikap pasrah hati untuk merasakan kehadiran Yesus dalam hidup kita. Selalu ada hikmah dan selalu ada alasan yang terbaik untuk kita kenapa suatu peristiwa atau kejadian itu harus kita alami, baik peristiwa yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan.
Kita bisa terus mencari Yesus dan memaknai dalam Yesus di segala peristiwa tersebut. Betapa Yesus sungguh sangat memperhatikan hidup kita. Dalam segala peristiwa hidup kita itulah penampakan Yesus menjadi nyata.
Mari terus merasakan kehadiran Yesus setiap hari dan setiap saat dalam peristiwa-peristiwa yang ada dalam hidup kita, baik suka maupun duka. Dialah yang selalu menghiburku ketika sedang jatuh dan atau galau. Puji Tuhan..!
Thomas orang yang rasional, yang mengutamakan kebenaran atas dasar fakta yang dilihat. Dan banyak orang percaya kepada Tuhan Yesus, meskipun dasarnya adalah hati yang terbuka terhadap sapaan-Nya yang sangat pribadi…dan tidak dapat diungkapkan dalam banyak kata. Orang-orag sederhana baik di kota maupun di desa yang percaya pada Tuhan Yesus,total…tetapi kalau disuruh ngomong tidak bisa ngomong (voiceless). Berbahagialah mereka.
Sedikit usulan diksi yang lebih tepat : “Merasakan” dibanding dengan “Merasai”. — “Merasakan Kehadiran Yesus Tiap Hari”. 🙂
terima kasih inputnya
Dh, Makasih masukkannya,Ibu/Mbak Yovita. Oya, Yovita, sebuah nama yang bagus. Anakku yang nomor dua namanya juga pake Yovita, Maria Yovita Ayu. Salam hormat: AYP
Saya merasakan kehadiran Tuhan dengan menikmati Kasih Nya ; setiap pagi sambil berlatih Tai-chi , saya merasakan cahaya matahari yang hangat , udara pagi yang sejuk,kehadiran teman 2 , penjual jamu gendong yang siap melayani dengan beras kencur; melihat wajah 2 Tuhan di sesama .
Tuhan ada dalam segala sesuatu . Bukankah Yesus mengatakan sbb : Hendaknya kasihmu sempurna seperti Bapamu di surga dia memberikan Cahayaya (matahari)untuk orang yang baik dan yang jahat ; Dia memberikan Hujan nya ( air & udara ) untuk orang yang baik dan yang jahat .
Segala yang kau lakukan buat sesamamu , kau lakukan juga bagi Ku .
Setuju Pak…. Itu namana: “melihat segala dalam Kristus, dan melihat Kristus dalam segala”.
Salam hormat: AYP