Bacaan 1: Keb 7:22 – 8:1
Injil: Luk 17:20-25
Segala sesuatu yang ada di dunia ini mestinya bisa dirasakan, dilihat dan diketahui sebab semuanya nyata. Bahkan kadang-kadang ada tanda-tanda yang menyertainya sehingga mudah dibaca atau diramalkan kejadiannya.
Saat melihat langit mendung menghitam, orang bisa memperkirakan bahwa sebentar lagi akan turun hujan dan kemungkinan sangat lebat. Saat lewat dapur ada bau gosong, seseorang akan tahu bahwa ada masakan yang telah melewati kematangannya dan sebagainya.
Dalam pengajaran-Nya tentang Kerajaan Allah, Tuhan Yesus mendapat pertanyaan dari orang-orang Farisi, tentang apa tandanya jika Kerajaan Allah sudah hadir ke dunia.
“Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.”
Latar belakang pertanyaan itu adalah, Bangsa Israel sedang menantikan Mesias yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi saat itu. Padahal Mesias sudah ada di depan mata mereka namun tak mereka kenali karena tak sesuai dengan harapan.
Saat kamu merasakan kasih, damai, penuh sukacita, mampu tersenyum, melakukan sesuatu dengan tulus maka saat itulah sebenarnya Kerajaan Allah sudah ada dalam dirimu.
Sederhana saja dan jangan dibuat ruwet.
Allah adalah gambaran tentang “Kebijaksanaan”, demikian yang disampaikan oleh penulis Kitab Kebijaksanaan.
Kebijaksanaan adalah pernafasan kekuatan Allah, dan pancaran murni dari kemuliaan Yang Mahakuasa. Karena itu tidak ada sesuatupun yang bernoda masuk ke dalamnya.
Karena kebijaksanaan merupakan pantulan cahaya kekal, dan cermin tak bernoda dari kegiatan Allah, dan gambar kebaikan-Nya.
Saat dibaptis maka kamu telah dicurahkan Roh Allah dalam dirimu dan Kebijaksanaan Allah ada dalam dirimu sehingga kamu mampu melakukan segala kebaikan dengan tulus. Mereka yang menerima kebaikanmu akan melihat gambar Allah dalam dirimu.
Pesan hari ini
Kerajaan Allah bukanlah tentang tanda-tanda lahiriah namun tentang kepekaanmu saat menerima “Kebijaksanaan-Nya”.
Mari memohon Rahmat-Nya agar mampu melakukan kebaikan sehingga orang melihat gambar Allah melalui kamu.
“Orang yang bijaksana sudah pasti orang yang baik namun orang baik belum tentu bijaksana.”