Home BERITA Mesias dalam Hati dan Kehidupan Manusia

Mesias dalam Hati dan Kehidupan Manusia

0
Ilustrasi: Berdoa memohon kepada Tuhan. (Ist)

Jumat 9 Juni 2023

  • Tobit 11: 5-14
  • Mazmur 146:1,2abc,7,8-9a,9bc-10
  • Markus 12:35-37.

MEMILIKI pemikiran sempit tidak lantas membuat seseorang menjadi jahat.

Hanya saja, orang-orang dengan pikiran sempit memiliki lingkup pemikiran yang terbatas dan terkadang membuat orang lain gemas dan lelah, jika berdiskusi dengan yang memiliki pola pikir seperti ini.

Pemikiran yang sempit juga bukanlah kondisi yang permanen dan masih dapat diubah melalui langkah-langkah yang tepat.

Sayangnya, tidak banyak orang yang menyadari bahwa sebenarnya diri mereka memiliki pikiran yang sempit.

Banyak orang yang menganggap diri sudah tahu segalanya, hingga dengan pikiran sempitnya dia bersikukuh dengan pengetahuan yang dia yakini.

Tidak mudah membongkar kepicikan pemikian seperti itu, namun sebenarnya mereka itu perlu dibantu untuk mengadakan analisa secara jujur terhadap diri sendiri dan mengevaluasinya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

Pada suatu kali ketika Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berkata: “Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud?

Daud sendiri oleh pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu.”

Dengan mengajukan pertanyaan mengenai gelar “anak Daud”, Yesus berusaha menyadarkan bangsa-Nya agar mereka meninggalkan pandangan tentang Mesias yang akan membebaskan Israel dari penjajahan Romawi.

Ia ingin mereka melihat-Nya sebagai Tuhan dalam hati dan kehidupan manusia.

Mesias itu lebih besar daripada Daud, Mesias bukan hanya memimpin umat Israel; namun memimpin umat seluruh manusia hingga menemukan kembali keselamatan yan telah dihancurkan oleh karena dosa manusia.

Yesus menunjukkan bahwa mesias yang dinantikan oleh umat manusia bukan seorang pemimpin duniawi melainkan pemimpin rohani seluruh umat manusia.

Dia akan melampaui pikiran manusia yang sempit dan mengarahkan manusia pada kebesaran Allah yang mahakuasa.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku secara rohani telah mantap sepenuhnya mengikuti Tuhan?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version