Home BERITA Mewartakan Bukanlah Pilihan, namun Kewajiban

Mewartakan Bukanlah Pilihan, namun Kewajiban

0
Ilustrasi - Ist

Bacaan 1: Kis 28:16-20. 30-31
Injil: Yoh 21:20-25

HIDUP selalu memiliki masa lalu, yang menyenangkan namun tak sedikit yang suram. Itulah hidup.

Masa lalu bisa menjadi sebuah pelajaran hidup melangkah lebih baik di masa kini dan mendatang.

Ada seseorang yang dikenal sebagai preman, gangster atau penjahat di Tanah Abang, Jakarta.

Perkelahian simbah darah, mabuk dan narkoba adalah kehidupan sehari-harinya pada waktu itu. Namun akhirnya menyadari bahwa itu semua sia-sia.

Pertemuannya dengan seorang pewarta kemudian membawanya ke pertobatan. Ia kini telah menjadi “manusia baru” sebagai pewarta, pengacara sekaligus pengusaha sukses.

Rasul Paulus juga memiliki masa lalu jahat, siap menghabisi setiap murid Kristus. Bangga sebagai Yahudi tulen yang tak pernah cacat melaksanakan Taurat. Namun akhirnya menyadari bahwa itu semua sia-sia.

Paulus “ditangkap oleh Yesus” dan dijadikan pewarta handal bagi bangsa-bangsa non Yahudi.

Ia berani melaksanakan kewajiban sebagai murid Kristus, bermisi mewartakan Kabar Baik Allah. Meski dalam perjalanannya, penderitaan, penolakan, penjara dan penganiayaan adalah makanan sehari-harinya.

Paulus berani keluar dari zona nyaman dan berjuang melewati segala batas yang menghalangi untuk mewartakan Sabda Allah.

Saat tiba di Roma, ia diperbolehkan untuk tinggal di rumah sewaan sebagai penjara rumahnya. Meski berada di penjara rumah, ia tetap mewartakan injil Kristus.

Mula-mula kepada jemaat Yahudi di Roma lalu kepada mereka jemaat Roma non Yahudi.

Yohanes Penginjil, punya masa lalu sebagai nelayan sebelum mengikut Yesus.

Dibuang oleh pemerintah Romawi ke Pulau Patmos, pulau kecil di Turki. Namun hati dan imannya tidak dapat dibatasi oleh tempat kecil itu.

Ia tetap dapat merasakan kehadiran Allah, mendengar suara dan firman-Nya secara nyata. Dikucilkan, tetapi justru mengalami kehidupan bersama dengan Allah.

Yohanes telah menuliskan injil Kristus sebagai kesaksiannya dan kesaksiannya itu benar.

Dalam pelayanan, tidak perlu “kepo” (ingin tahu) apa yang dikerjakan pelayan lain.

“Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku.”

Demikian pesan Tuhan Yesus, harus fokus pada kewajiban pewartaanmu sendiri.

Pesan hari ini

Mewartakan bukanlah pilihan namun kewajiban seorang kristiani.

Rasul Paulus, Yohanes Penginjil dan mantan preman Tanah Abang tadi, berani keluar dari zona nyaman. Kita pun ditantang pergi mewartakan kebaikan kepada setiap orang yang dijumpai dalam kehidupan ini.

“Tidak perlu teriak melintasi ruang untuk menemukan Tuhan, sebab Dia ada di hatimu.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version