Home BERITA Mewaspadai Budaya Penampilan

Mewaspadai Budaya Penampilan

0
Aksi simpati atas kasus penembakan Pastor Mark Ventura di Cagayan City, Filipina Utara. (Ist)

BUDAYA mementingkan penampilan telah memakan banyak korban. Beberapa tetanggaku di desa, contohnya.

Penghasilannya pas-pasan, tetapi gengsinya tidak ketulungan. Waktu menyunatkan anaknya,mereka mengadakan pesta besar dengan menggunakan uang hutang. Setelah pestanya usai, hidupnya terlilit hutang yang tak kunjung terbayar.

Hidup keagamaan tidak bebas dari mental mengutamakan penampilan. Yesus mengritik keras kebiasaan demikian, karena memupuk kemunafikan (Matius 23: 23-26).

Pertama, orang membayar persepuluhan, tetapi mengabaikan keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan (Matius 23: 23).

Kedua, orang membersihkan cawan dan pinggan sebelah luarnya, sedang di dalamnya penuh rampasan dan kerakusan (Matius 23: 25).

Keduanya menggambarkan penghayatan agama yang mengutamakan formalitas dan mengabaikan cinta dan belas kasihan kepada sesama. Tidak jarang, demi penampilan seperti berpakaian, budaya itu menyebabkan hidup sesamanya tertekan. Stres.

Hingga kini, budaya penampilan dalam beragama masih ditemukan. Saat kebaktian, orang berebut tampil, tetapi waktu berkegiatan sosial (menolong sesama) tidak tampak batang hidungnya.

Waktu beribadah penampilannya rapi, nyaris sempurna. Namun, hatinya mudah tersinggung, dipenuhi rasa marah dan benci. Nomor satu dalam intoleransi.

Masyarakat yang mayoritas penduduknya mengutamakan penampilan biasanya sulit maju dan berkembang.

Demikian pula beragama yang menitikberatkan formalitas tidak berkontribusi positif bagi kemajuan.

Selasa, 23 Agustus 2022

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version