HANYA 30 menit saja. Demikian keterangan Sr. Christine FMM, adik kandung Mgr. Ignatius Suharyo, kepada Sesawi.Net dari Vatikan, Jumat sore tanggal 4 Oktober 2019.
Durasi 30 menit itu hanya untuk waktu boleh mengadakan Perayaan Ekaristi di Kapel Santo Johannes XXIII.
Santo Johannes XXIII adalah Paus pembaharu Gereja Katolik modern dan pencetus Konsili Vatikan II.
Johannes XXIII menjadi penting?
Demikian pertanyaan Mgr. Ignatius Suharyo. Ini terjadi di atas mimbar Kapel St. Johannes XXIII, ketika beliau memimpin langsung Perayaan Ekaristi.
Persis sehari, sebelum beliau resmi dilantik menjadi Kardinal hari Sabtu tanggal 5 Oktober 2019 petang waktu Roma atau sekitar pukul 21.00 WIB.
“Paus Santo Johannes XXIII adalah pembaharu Gereja Katolik. Semangat Konsili Vatikan II adalah aggiornamento, bukalah jendela lebar-lebar agar angin segar dari luar bisa memberi banyak inspirasi bagi Gereja,” ungkap Mgr. Suharyo sebagaimana ditirukan oleh adik kandungnya Sr. Christine FMM.
Artinya bagi Umat Katolik Indonesia
Dalam homili ringkasnya itu, Mgr. Ignatius Suharyo menekankan hal berikut ini.
“Semoga dengan Perayaan Ekaristi ini, kita semua yakni keluarga, komunitas-komunitas umat beriman dan Gereja Katolik Indonesia juga berani melakukan langkah-langkah pembaharuan.”
“Sama seperti Simon Petrus –murid Tuhan– maka kita pun diharapkan juga bisa mengalami proses dari mencintai seperti cinta manusiawi yang terbatas untuk kemudian mampu mencintai tanpa batas,” pungkas Mgr. Suharyo dalam homili ringkasnya. (Berlanjut)