MGR. Jacobus Grooff lahir di Amsterdam 20 September 1800. Ia belajar teologi di Seminari Tinggi di Warmond; ditahbiskan menjadi imam diosesan tanggal 9 Agustus 1825 di Munster-Belanda pada usia 25 tahun. Tahun yang sama, ia ditugaskan berangkat sebagai misionaris ke Suriname bersama Pastor Martinus van der Weyden, seniornya di Seminari Warmond.
Pastor Weyden lahir tanggal 30 Mei 1800; ditahbiskan menjadi imam diosesan tanggal 4 Agustus 1824.
Menjadi misionaris ke Suriname
Pada awal Februari 1826, Pastor Martinus van der Weyden dan Pastor Jacobus Grooff tiba di Suriname. Saat itu, masa perbudakan masih berlangsung di Suriname. Pastor Weyden diangkat Vatikan sebagai Prefek Misi pertama di Suriname, Prefek Guyana Belanda. Mgr. Weyden dan Pastor Grooff sama-sama memberi perhatian besar dalam katekese dan pengobatan kepada para budak yang berasal dari Afrika yang bekerja di perkebunan-perkebunan di berbagai distrik.
Setelah delapan bulan bertugas di Suriname, kondisi kesehatan Mgr. Weyden semakin menurun. Efek terkena sakit malaria. Juga karena seringnya berinteraksi dengan para budak yang sakit kusta, dan kondisi alam tropis yang dihadapi.
Mgr. Weyden meninggal pada 14 Oktober 1826 di Paramaribo, Masih sangat muda belia, karena sudah meninggal pada di usia 26 tahun. Pastor Grooff kemudian diangkat menjadi Prefek Misi di Suriname; mendapat titel baru sebagai Mgr. Grooff.
Menjadi Prefek Misi Guyana Belanda, Suriname
Tugas pertama yang dihadapi Mgr. Grooff adalah membayar hutang yang telah ditinggalkan Mgr. Weyden sebesar 16.000 gulden atas pembelian dan rehab gedung teater komunitas Yahudi. Gedung teater tersebut kemudian diubah dan ditahbiskan menjadi Gereja St. Petrus dan Paulus tanggal 4 Maret 1826. Gereja tersebut kini menjadi Gereja Katedral St. Petrus dan Paulus, Paramaribo. Masih digunakan hingga saat ini.
Sebagai Prefek Misi, Mgr. Grooff mulai mempersiapkan sistem pengarsipan dan tata kelola Gereja seperti yang diatur dalam Hukum Gereja. Beliau banyak mengadakan kunjungan ke berbagai distrik. Ia mengunjungi umat yang te;ah dibaptis yang mayoritas adalah para budak dan para tuan pemilik perkebunan.
Perhatian pada budak dan penderita kusta
Seperti yang pernah dilakukan bersama almarhum Mgr. Weyden, maka Mgr. Grooff pun juga memberi perhatian besar untuk katekese dan pengobatan para budak; terlebih yang sakit kusta. Beliau mempunyai kepekaan dan kelembutan hati terhadap para budak dan para penderita sakit kusta. Karena kepeduliannya itu, maka beliau sendiri sampai juga terkena penyakit kusta sebanyak tiga kali. Beliau hampir saja meninggal karena kusta selama masa pengobatannya.
Kepeduliannya dalam pewartaan Injil bagi para budak menarik banyak perhatian. Beberapa tuan pemilik perkebunan membantu pengembangan gereja; menyediakan tanah dan sarana katekese dan pembaptisan para budak. Namun beberapa pemilik perkebunan dan pihak penguasa kolonial Belanda selalu menghambat. Juga menentang langkah-langkah yang dilakukannya.
Sangat dipahami, itu karena beliau beberapa kali sering menyampaikan kritik atas perlakuan pemilik perkebunan terhadap para budak. Juga tentang beban kerja sangat berat yang ditanggungkan kepada para budak.
Pada awal Oktober 1942, Mgr. Grooff mengunjungi daerah Batavia-distrik Saramacca. Yang pasti, nama yang sama ini bukan Batavia-Jakarta Indonesia. Wilayah di tepian Sungai Coppename ini dulu dijadikan oleh penguasa kolonial Belanda saat itu sebagai tempat “penampungan” para budak – mereka para penderita sakit kusta.
Mgr. Grooff mengunjungi daerah tersebut dalam berbagai kesempatan.
Pastor Petrus Donders CSsR ke Batavia, Distrik Saramacca
Dalam kunjungan awal Oktober 1942, di mana beliau sudah mengetahui tugas baru yang akan dijalankannya, Mgr. Grooff mengantar Pastor Petrus Donders CSsR ke Batavia, Distrik Saramacca. Mgr. Grooff memperkenalkan pelayanan pastoral kepada para budak yang sakit kusta di daerah itu. Hal ini telah beliau lakukan selama 15 tahun.
Pastor Petrus Donders CSsR adalah seorang imam Redemptoris. Ia baru ditahbiskan menjadi imam di Belanda dan kemudian diutus menjadi misionaris. Ia tiba di Suriname tanggal 16 September 1842. Kelak, ia akan tinggal dan berkarya selama 27 tahun di Batavia Suriname. Melakukan karya pastoral kepada para budak yang sakit kusta dan kepada warga penduduk suku Indian di daerah pedalaman.
Setelah kematiannya tanggal 14 Januari 1887, Pastor Donders CSsR dihormati sebagai imam-rasul bagi orang kusta dan kaum Indian pribumi di Suriname. Ia dihormati dan mendapat predikat kekudusan sebagai Beato oleh Paus Yohanes Paulus II. Jenazahnya dimakamkan di Gereja Katedral St. Petrus dan Paulus, Paramaribo, Suriname. (Berlanjut)