SAKIT tapi tetap menjalani hari-harinya dengan hati gembira. Inilah Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang Mgr. Johannes Pujasumarta yang hari Kamis tanggal 15 Oktober 2015 pukul 09.00 WIB tadi pagi ini telah menerima Sakramen Perminyakan dari tangan Kardinal Julius Darmaatmadja SJ.
Peristiwa sakramental ini terjadi di RS Elisabeth Semarang, tempat Mgr. Johannes Pujasumarta hari-hari ini tengah beristirahat untuk memulihkan kesehatannya.
Ketika berita pemberian Sakramen Sakramental ini menyebar kemana-mana, Sesawi.Net mencoba mencari konfirmasi mengenai kebenaran berita ini.
Romo Ignatius Ismartono SJ, kakak kandung Mgr. Pujasumarta, membenarkan hal tersebut. “Itu benar,” kata mantan Romo Mahasiswa UI tahun 1990-an ini.
Konfirmasi kebenaran berita ini juga disampaikan oleh Romo Edy Purwanto, Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dimana Mgr. Johannes Pujasumarta duduk sebagai Sekjen-nya.
Sakit
Mgr. Pujasumarta sebenarnya sudah beberapa bulan lamanya menderita sakit paru. Sudah beberapa kali lamanya pula, beliau mendapatkan perawatan medis dan menjalani terapi pengobatan herbal; antara lain mengkonsumsi daun kelor.
Sebelum menjadi Uskup Agung Semarang, Mgr. Johannes Pujasumarta adalah Uskup Keuskupan Bandung. Beliau mengisi kekosongan jabatan episkopal yang kosong di Keuskupan Bandung, sejak Mgr. Alexander Djajasiswaja Pr meninggal dunia.
Banyak orang bertanya ke Redaksi Sesawi.Net mengenai Bapak Kardinal Julius Darmaatmadja SJ yang dalam foto tampak tengah memberikan berkatnya saat berlangsung proses pemberikan Sakramen Perminyakan Suci kepada Mgr. Johannes Pujasumarta. Helena dari Jakarta, misalnya, bertanya: apakah kardinal itu lebih ‘tinggi’ daripada uskup?
Mungkin ada baiknya kita sedikit melihat sejarah ke belakang.
Kardinal Julius Darmaatmadja SJ pernah menjabat Uskup Agung Semarang mulai tahun 1983 hingga kemudian diangkat Vatikan menjadi Uskup Agung Jakarta. Posisinya sebagai Uskup Agung Semarang diisi oleh Mgr. Ignatius Suharyo, mantan dosen Kitab Suci Perjanjian Baru Fakultas Teologi Wedabakti Universitas Sanata Dharma.
Kepergian Mgr. Ignatius Suharyo dari Keuskupan Agung Semarang ke Jakarta untuk mengisi pos jabatan Uskup Agung yang ditinggalkan Kardinal Julius Darmaaatmadja membuat Keuskupan Agung Semarang mengalami sede vacante (kekosongan jabatan).
Vatikan kemudian memindahkan Mgr. Johannes Pujasumarta dari jabatannya sebagai Uskup Keuskupan Bandung dan kemudian ditunjuk Tahta Suci untuk mengisi pos dan posisi yang ditinggalkan Mgr. Ignatius Suharyo sebagai Uskup Agung Semarang karena telah ditunjuk Tahta Suci menjadi Uskup Agung Jakarta.
Lebih ke belakang lagi, saat menjadi Uskup Agung Semarang, Kardinal Julius juga menunjuk Romo Pujasumarta (waktu itu) sebagai Rektor Seminari Tinggi St. Paulus di Kentungan Yogyakarta. Mau ke belakang lagi, saat Romo Darmaatmadja SJ masih menjadi Rektor Seminari Menengah Mertoyudan kurun waktu 1978-1991, Romo Pujasumarta adalah staf seminari dan Pamong Umum sekaligus Pamong Madya 2.