Puncta 21.02.23
Selasa Biasa VII
Markus 9: 30-37
“SAYA harap dengan mengandalkan jatidiri saya sebagai seorang ibu dengan dua anak, seseorang yang tidak tumbuh besar di kota ini, dibesarkan oleh orangtua yang tidak tinggal di negara ini, saya dapat memperluas definisi apa itu kepemimpinan,” kata Michelle Wu.
Ia terpilih menjadi walikota Boston pada 2 November 2021.
Michelle Wu adalah Walikota Boston, Massachussetts. Ia adalah wanita pertama dari keturunan Asia yang menjadi pejabat pemerintah kota.
Ia berhasil menembus dominasi politisi kulit putih selama dua abad.
Orang-orang kita justru dihargai di negara asing dengan model kepemimpinannya. Kalau di negeri sendiri belum tentu orang seperti Michelle Wu bisa menjadi bupati, walikota, gubernur, apalagi presiden.
Mereka punya budaya demokrasi yang lebih terbuka tanpa membeda-bedakan ras, agama dan latar belakang.
Kita jadi ingat Ahok ya?
Pemimpin sejatinya adalah pelayan. Michelle langsung menggebrak dengan program pelayanan bagi kaum kecil, lemah dan tersingkir.
Ia memindahkan tenda-tenda liar para tuna wisma agar menempati rusun-rusun yang layak huni. Ia menjangkau rakyat kecil dengan transportasi umum di daerah pinggiran.
Ia “blusukan” menjumpai rakyat kecil di segala tempat agar tahu persoalan mereka.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jika seorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan semuanya.”
Bagi Yesus kepemimpinan “menjadi yang terdahulu” itu berarti mau mengalah menjadi yang terakhir dan mau melayani semuanya.
Para murid berdebat memperebutkan siapa yang terbesar di antara mereka. Kita seringkali bersikap seperti murid-murid itu.
Pengin menjadi yang terbesar, terdepan, tertinggi. Kita lebih senang mengejar status tetapi lupa menunjukkan kualitas seorang pemimpin.
Seorang pemimpin tidak cukup hanya pandai bicara, tetapi banyak kerja nyata. Justru yang dituntut adalah pemimpin yang banyak melayani rakyat.
Ada yang pergi kemana-mana menawarkan diri jadi pemimpin, tetapi tidak ada prestasi dalam melayani rakyat.
Menjadi pemimpin itu bukan menebar janji, tetapi memberi bukti tanpa menyombongkan diri.
Michelle bisa naik jadi walikota Boston karena rakyatnya tahu mana pemimpin yang hanya menebar janji dan pemimpin yang memberi bukti. Rakyat yang kritis tidak mau dibodohi dengan janji-janji surgawi.
Pemimpin yang sesungguhnya adalah pelayan, bukan bersikap seperti tuan. Rakyat bukan jongos dan mereka adalah bos.
Pemimpin adalah abdi, bukan petinggi. Pemimpin adalah hamba, bukan orang yang suka tebar pesona kemana-mana.
Yang ingin terdahulu harus rela singsingkan lengan baju. Yang ingin terdepan harus berani menjadi pelayan.
Sudah tahukah anda siapa yang suka singsingkan lengan baju?
Spongebob wajahnya ceria sekali,
Turun lembah sambil berlari-lari.
Pilihlah pemimpin yang melayani,
Bukan orang yang suka menebar janji-janji.
Cawas, makan bakso di malam hari…
Michelle wu kaenya keturunan Taiwan d. anak imugean dr Taiwan. bukan Yogya, bukan Indonesia.
terima kasih infonya.
Michelle wu kaenya keturunan Taiwan d. anak imigran dr Taiwan. bukan Yogya, bukan Indonesia.
terima kasih infonya.