PAK Mikael Santoso, penyuluh agama Katolik Kankemenag Kabupaten Sleman, memasuki masa purna karya. Acara perpisahan digelar di Resto Tiga Radja, Kayen, Condongcatur, Sleman, 29 Oktober 2024 lalu.
Hadir dalam acara tersebut, Pembimas Katolik Kanwil DIY, Penyelenggara Katolik Kan kemenag Kabupaten Sleman dan jajaran, penyuluh agama Katolik Kabupaten dan Kota.
Mikael Santoso melaksanakan tugas selama 24 tahun. Setelah mengundurkan diri dari Kongregasi Hati Kudus Yesus (SCY), ia menjadi tenaga marketing buku. Selanjutnya, ia mendaftar sebagai PNS di lingkungan Kementerian Agama Kanwil DIY. Selama berkarya,ia pernah berdinas di Kantor Kementerian Agama Kab Bantul dan Sleman.
“Saya masuk PNS dan diangkat menjadi penyuluh Agama Katolik pada tahun 1999-2000 dalam situasi keadaan ekonomi negara Kita sedang goncang karena Reformasi. Mengawali kerja sebagai penyuluh, saya mencari kelompok sasaran: Hotel Hyatt, Ambarukma Hotel, dan beberapa hotel, Rumah Sakit Sleman, Kampus STPP dan sekolah kebidanan di Jalan Parang tritis.
Dan untuk tempat tempat tersebut kami diterima untuk mengadakan penyuluhan dan mengajar. Dari Katolik kami ada dua penyuluh ahli yakni saya dan Kristoforus Sinselius yang sekarang menjadi Pembimas Katolik DI Yogyakarta. Lalu
berkembang tugas pekerjaan penyuluh yakni kerjasama dengan tim pewartaan Kevikepan DIY dan tim Pewartaan Keuskupan Agung Semarang.
Sebagai penyuluh, kami menjadi tim penyuluh Bimas Katolik Depag DIY. Saya punya mitra tugas Yosep Agus Seno Prabowo penyuluh impassing yang mempunyai ilmu dan latar belakang yang tidak sama dengan saya dan kami lebih banyak mengambil kelompok sasaran di Kabupaten sleman. Maka kami berdua kerjasama dan saling berbagi tugas.
Kelompok sasaran yang kami dampingi di Kabupaten Sleman: Rumah sakit Murangan, Lapas Cebongan dan lapas Narkotika, Balai Abiyoso. PNS TNI Polri, Rumah Sakit Prambanan dan RS Bhayangkara dan Hotel Ambarukmo.
Pekerjaan Penyuluh itu sangat variatif dan sangat menyenangkan. Saya bisa memilih kelompk sasaran sesuai target. Kita bisa menjalin dengan berbagai macam karakter orang dengan pekerjaan dan latar belakang yang berbeda. Saya dan Mas Agus Seno merasa sangat kaya persahabatan dengan berbagai macam orang. Bahkan kami sering ikut mendampingi ziarah kelompok sasaran kami sampai luar kota.
Saya umur 50 tahun sudah mulai mengurangi kelompok sasaran. Tim pewartaan kevikepan dan pewartaan keuskupan, mengajar di kampus saya lepas, tugas tugas lapas sudah dibagi tim.
Saya mulai menjadi pengurus paroki dan lingkungan dan mulai berpikir riil untuk ekonomi keluarga mendatang. Saya pinjam modal di koperasi secara bertahap untuk membeli rumah rumah jati lawas di Caruban, Jawa Timur, dengan harapan saya bisa membuat usaha rumah makan dengan nuansa jawa.
Maka saya merintis Resto 3 Raja. Saya berpesan agar kita bekerja secara total, sekuat tenaga, sekuat pikiranmu, sekuat harapan untuk Tuhan dan negara. Jalin persahabatan nyang luas dan banyak orang dan berbagai kalangan. Jangan membatasi diri,” tutur Santoso.
Dalam sambutan, CB Ismulyadi, penyelenggara Katolik Kankemenag Kab Sleman, menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi selama berkinerja bersama.
“Kami tidak khawatir ketika Pak Santoso memasuki masa purna, karena telah menyiapkan segalanya dengan baik. Semoga teladan Pak Santoso dengan menempatkan diri sebagai ‘Yang Dituakan’ di unit penyelenggara Katolik menjadi inspirasi bersama.”
Acara ditutup dengan pemberian kenang-kenangan dan foto bersama.