Home BERITA Minggu Paskah 7, B; 20 Mei 2018 Bersatu, Dikuduskan, Diutus Mewartakan Kebenaran

Minggu Paskah 7, B; 20 Mei 2018 Bersatu, Dikuduskan, Diutus Mewartakan Kebenaran

Ilustrasi: Komunikasi. (Ist)

Kis. 1:15-17.20ac.26; 1Yoh. 4:11-16; Yoh. 17:11b-19

MINGGU yang lalu, kita diminta untuk hidup dalam kasih, sebagai sahabat-sahabat Tuhan Yesus. Hari ini kita mendengar Tuhan Yesus mendoakan kita. Tuhan Yesus mohon agar Bapa memelihara kita agar bersatu seperti Tuhan Yesus dan Bapa dan mohon agar kita dikuduskan sehingga dapat diutus ke dunia. Untuk apa?

Pada Hari Komunikasi Sedunia ini, Paus Fransiskus menegaskan, agar kita dapat melawan kebenaran-kebenaran palsu. Kebenaran palsu, ditunjukkan Paus pada peristiwa ular menipu manusia pertama, di Taman Firdaus (Kej. 3:1-19). Terhadap pernyataan Hawa: tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: “Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”

Iblis menipu dia dengan berkata: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”

Matamu terbuka, seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat, memang itu benar. Tetapi yang tidak dikatakan Iblis ialah: kebenaran yang didapat dan dipakai diluar rencana Allah itu membuat mereka tidak dapat menerima kebenaran itu. Mereka tahu bahwa mereka telanjang dan menjadi malu. Mereka menjadi takut kepada Allah dan menyembunyikan diri dan akhirnya membuat iri hati, benci dan pembunuhan menjadi dosa pertama yang dlakukan di dunia.

Kebenaran palsu adalah kebenaran yang dinyatakan dan dipakai diluar rencana Allah. Kebenaran palu membuat kejahatan masuk dan menyebar di dunia sampai sekarang. Karena manusia memakai dan memanipulasi kebenaran untuk kepentingan egoisme, keserakahan dan kesombongannya sendiri.

Alur gosip

Contoh dari Kitab Suci itu jelas. Karena sudah dilukiskan sejak awal bahwa ular itu Iblis. Tetapi dalam hidup sehari-hari, tidak semua hitam-putih seperti itu.

  • Sepulang dari sawah, kerbau rebahan di kandang dengan wajah lelah dan nafas yg berat. Lalu datanglah seekor anjing, dan kerbau berkata: “Ah…temanku, aku sangat lelah, kalo boleh besok aku mau istirahat sehari aja”.
  • Anjing pergi dan di tengah jalan dia berjumpa dengan kucing, lalu anjing berkata: “Tadi saya ketemu kerbau, katanya dia besok mau istirahat dulu. Sudah sepantasnya, sebab bos kasih kerjaan terlalu berat”.
  • Kucing lalu cerita pada kambing: “Kerbau komplen, bos kasih kerjaan terlalu banyak dan berat, besok dia gak mau kerja lagi”.
  • Kambing pun ketemu ayam dan dia bilang: “Kerbau gak senang kerja dengan bos lagi, mungkin dia sudah ada kerjaan yg lebih baik”.
  • Ayam pun berjumpa dengan monyet dan dia bercerita pula: “Kerbau gak akan kerja lagi untuk bos dan mau kerja di tempat lain”.
  • Saat malam, monyet bertemu dengan si Boss dan berkata: “Bos, si kerbau akhir-akhir ini sudah berubah sifatnya dan mau tinggalin boss untuk kerja di bss yang lain.”
  • Mendengar ucapan monyet, sang bos marah besar dan tanpa konfirmasi lagi, dia langsung menyembelih si kerbau yang dinilai telah berkhianat kepadanya.
  • Padahal ucapan asli kerbau: “Saya lelah dan besok mau istirahat sehari.”

Lewat beberapa teman, ucapan ini telah berubah dan sampai kepada sang bos menjadi: “Si kerbau akhir-akhir ini telah berubah sifatnya dan mau tinggalin bos dan kerja pada bos yang lain”.

Kerbau mengalami nasib malang, bukan karena niat jahat teman-temannya; tetapi karena beritanya telah ditambah, dikomentari dan ditafsir lebih daripada yang dimaksudkannya.

Bukankah setiap gosip terjadi demikian? Orang menilai, yang punya informasi itu lebih daripada penerima informasi. Artinya dia lebih luas bergaul, lebih dalam mengerti dan punya info yang orang lain tidak punya. Jadi meski tanpa maksud jahat, orang bergosip karena hendak meninggikan diri dari orang lain.

Triple Filter Test

Socrates, seorang filsuf Yunani berkata: “Sebelum Anda menceritakan apa pun pada saya, saya akan memberikan suatu testsederhana yang disebut Triple Filter Test.

  • Filter petama adalah kebenaran. “Apakah Anda yakin bahwa apa yang akan Anda katakan pada saya itu benar?”
  • Filter ke 2: kebaikan. Apakah yang akan Anda katakan tentang teman saya itu sesuatu yang baik?”
  • Filter ke-3: kegunaan. Apakah yang akan Anda katakan pada saya tentang teman saya itu berguna bagi saya?” “Jadi, bila Anda ingin menceritakan sesuatu yang belum tentu benar, bukan tentang kebaikan,dan bahkan tidak berguna, mengapa Anda harus menceritakan itu kepada saya?”

Persatuan kita sebagai murid Kristus adalah persatuan yang diutus untuk mewartakan kebenaran.

Artinya, kita diajak untuk menyebarkan kebenaran berdasarkan rencana dan kehendak Tuhan.

Kebenaran Kristiani adalah bahwa Allah mengasihi dunia sehingga rela mengutus Putera-Nya untuk mati menebus dosa kita. Kebenaran Kristiani adalah bahwa Allah adalah kasih, Kristus mencintai kita sehingga rela menderita dan mati disalib untuk kita. Jadi, kita melihat sesama kita sebagai sesama orang yag dikasihi dan ditebus oleh kasih Tuhan.

Yang kita beritakan adalah kebaikan, kasih, kepentingan bersama, semangat berkurban, mengampuni dsb. Sehingga alangkah indahnya, jika dalam pembicaraan kita, yang ada adalah pujian, dukungan, pengertian, bantuan yang dapat kita sampaikan tentang dan kepada orang-orang di sekitar kita.

Doa St. Fransiskus Assisi

Kita bersama mendoakan doa St. Fransiskus Asisi:
Tuhan, jadikanlah kami pembawa damai.
Bantulah kami mengenal kejahatan yang tersembunyi dalam suatu komunikasi yang tidak membangun persekutuan.
Bantulah kami membuang racun dari berbagai penilaian kami.
Bantulah kami untuk berbicara tentang orang lain sebagai saudara/i kami.
Dikaulah yang setia dan dapat diandalkan; semoga perkataan kami menjadi benih kebaikan bagi dunia.
Di mana ada teriakan, biarkanlah kami berlatih mendengarkan.
Di mana ada kebingunan, biarkanlah kami mengilhami keselarasan.
Di mana ada ketidakjelasan, biarkanlah kami membawa kejelasan.
Di mana ada pengucilan, biarkanlah kami memberi solidaritas.
Di mana ada kegemparan, biarkanlah kami memakai ketenangan.
Di mana ada kedangkalan, biarkanlah kami mengajukan persoalan-persoalan nyata.
Di mana ada prasangka, biarkanlah kami membangkitkan kepercayaan.
Di mana ada permusuhan, biarkanlah kami membawa rasa hormat.
Di mana ada kepalsuan, biarkanlah kami membawa kebenaran. Amin.

Doa St. Fransiskus Asisi:

Tuhan, jadikanlah kami pembawa damai.
Bantulah kami mengenal kejahatan yang tersembunyi dalam suatu komunikasi yang tidak membangun persekutuan.
Bantulah kami membuang racun dari berbagai penilaian kami.
Bantulah kami untuk berbicara tentang orang lain sebagai saudara/i kami.
Dikaulah yang setia dan dapat diandalkan;
semoga perkataan kami menjadi benih kebaikan bagi dunia.
Di mana ada teriakan, biarkanlah kami berlatih mendengarkan.
Di mana ada kebingungan, biarkanlah kami mengilhami keselarasan.
Di mana ada ketidakjelasan, biarkanlah kami membawa kejelasan.
Di mana ada pengucilan, biarkanlah kami memberi solidaritas.
Di mana ada kegemparan, biarkanlah kami memakai ketenangan.
Di mana ada kedangkalan, biarkanlah kami mengajukan persoalan-persoalan nyata.
Di mana ada prasangka, biarkanlah kami membangkitkan kepercayaan.
Di mana ada permusuhan, biarkanlah kami membawa rasa hormat.
Di mana ada kepalsuan, biarkanlah kami membawa kebenaran. Amin*

* Paus Fransiskus, Pesan pada hari KOMSOS Sedunia 2018

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version