DENGAN diiringi lagu Kaulah Imam Untuk Selamanya, sedikitnya 100 Imam dan 3 diakon berarak memasuki Gereja St. Petrus Katedral Bandung untuk mengikuti Misa Krisma. Banyak umat ikut dalam perayaan ini sehigga gereja katedral tidak dapat menampung lagi dan dengan demikian banyak umat rela hanya duduk ditenda-tenda di luar gereja.
Memberi rasa damai
Perayaan ekaristi dipimpin oleh Uskup Keuskupan Bandung Mgr. Antonius Bunjamin Subianto, OSC. Dalam homilnya, Bapak Uskup menegaskan bahwa para imam adalah orang yang terurapi, artinya dikhususkan.
Tugas orang yang terurapi adalah memberikan rasa damai, dan mengingatkan serta mendapingi umat agar sampai kepada Allah. Imam yang benar dan yang terurapi bukan provokator, bukan yang menimbulkan keresahan atau menjadi batu sandungan.
Kalau imam dalam hidupnya dan karyanya menjadi provokator dan menimbulkan keresahan maka dia adalah imam gadungan.
Membangkitkan semangat
Imam sejati yang baik, demikian kata Bapak Uskup, adalah seorang evokator. Ia adalah orang yang mampu membangkitkan semangat yang meneguhkan. Ia juga harus mampu menjadi seorang inspirator yang menjadi teladan lewat hidupnya, sebagaimana kalau mau mengenal Allah melalui hidup dan karya Yesus, pun pula untuk mengenal Yesus seharusnya lewat hidup dan karya para imam.
Yang terakhir, para imam harus mampu menjadi seorang animator, yang merawat dan mondorong umat untuk semakin mengalami belas kasih Allah.
Rekoleksi dua hari
Sebelum mengikuti Misa Krisma, selama dua hari para imam yang berkarya di Keuskupa Bandung diajak mengikuti rekoleksi yang dipimpin oleh Stefan Leks. Ia bicara tentang kerahiman Allah dari perspektif kitab suci.
Para imam, kata mantan pastor SCJ ini, harus mampu menjadi pewarta kerahiman Allah. Yakni Allah yang mencintai umat-Nya tanpa syarat, kendati umat “nakal” tetapi tetap terbuka kasih dan kerahiman. Harta para imam seharusnya hanya dua yaitu Allah dan perutusannya serta umat yang dipercayakan kepada para imam.
Dihadiri kyai dan santri
Pada Misa Krisma kali ini, terjadi hal sangat menarik dan menjadi istimewa, karena dihadiri Kyai Ketua FKUB Kabupaten Pangandaran, para dosen, mahasiswa serta santri dari Institut Agama Islam Ciamis, Sekolah Tinggi Agama Islan NU Tasikmalaya.
Mereka hadir untuk mengenal dan sekaligus mendoakan para Imam agar tidak hanya berguna bagi Gereja tetapi juga untuk dunia.