TUHAN Yesus bersabda, ”Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.” (Lukas 8:21).
Dia tidak hanya mengatakannya kepada para pendengar-Nya, tetapi memberikan kesempatan orang untuk melakukannya.
Yesus memanggil kedua belas murid-Nya (Lukas 9:1), lalu mengutus mereka mewartakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang (Lukas 9:2).
Yesus menghendaki supaya para murid-Nya mengambil langkah nyata dalam menghadirkan Kerajaan Allah. Mereka tidak boleh hanya menjadi pendengar.
Sebagai seorang guru, mentor, dan pemimpin yang baik, Yesus tidak mengutus mereka pergi dengan tangan kosong; tanpa bekal. Dia memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit (Lukas 9:1).
Bekal yang Tuhan Yesus berikan bukan tongkat, uang, roti atau dua helai baju (Lukas 9:3), melainkan kuasa yang ada dalam diri-Nya.
Semua itu melampaui perbekalan duniawi yang sering dianggap jauh lebih diperlukan.
Itu berarti bahwa Yesus menyertai mereka. Para murid-Nya itu tidak pergi sendirian dan berkarya dengan mengandalkan kekuatan mereka. Tidak ada seorang Kristen sejati yang berjuang dalam hidup ini seorang diri.
Bukankah dipermandikan berarti dipersatukan dalam diri Yesus dan mengambil bagian dalam hidup, kematian, dan kebangkitan-Nya (Roma 6:2-11)?
Dengan demikian, setiap pengikut Yesus hanya mempunyai satu misi, yakni misi Tuhan Yesus. Dia datang untuk melaksanakan kehendak Bapa, yakni menyelamatkan manusia dari dosa dan kematian.
Ketika Yesus mengutus kedua belas murid-Nya untuk mewartakan Kerajaan Allah (Lukas 9:2), Dia menghendaki agar mereka menggunakan kuasa yang telah dianugerahkan-Nya.
Umat Kristen yang hidup pada zaman modern ini pun menerima tugas dan misi yang sama. Mereka itu utusan Tuhan yang mesti pergi mewartakan Yesus dan Kerajaan Allah.
Itulah misi setiap orang Kristen.
Lewat hidup dan karya sehari-hari mereka menggunakan kuasa yang telah Tuhan Yesus berikan untuk mengusir setan (kejahatan) dan menyembuhkan pelbagai penyakit.
Contoh konkretnya adalah Santo Vincentius a Paolo. Itulah misi orang Katolik sejati.
Rabu, 27 September 2023
Alherwanta O.Carm.
