Home BERITA Miskin Tapi Bahagia

Miskin Tapi Bahagia

0
Ilustrasi: Ramah dan senyum

Puncta 11.08.23
PW. St. Klara, Perawan
Matius 16: 24-28

ADA sesanti atau nasehat yang berbunyi, “Akeh Durung Mesti Cukup, Sethithik Durung Mesti Kurang.”

Nasehat itu berarti banyak harta belum tentu mencukupi, sedikit juga belum pasti kurang. Semua itu tergantung bagaimana kita mensyukuri dan mengelola kehidupan kita.

Apa sih kurangnya seorang King of Pop seperti Michael Jackson? Harta melimpah, popularitas melangit. Tetapi kenapa harus mengakhiri hidupnya dengan over dosis minum obat-obatan yang berlebihan?

Bintang film cantik Marilyn Monroe kurang apa? Kecantikannya dipuja jutaan orang di seluruh dunia. Popularitasnya tidak ada yang menandingi. Kenapa mesti mati dengan minum obat penenang?

Steve Jobs milyader terkaya di dunia, tetapi hari-hari terakhirnya merasa kesepian. Ia hanya butuh kedekatan bersama orang-orang yang mencintainya yakni keluarga. Kekayaan yang dia miliki tak mampu menyelamatkan dari penyakitnya.

Tuhan Yesus berkata, “Apa gunanya bagi seseorang jika ia memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”

Kekayaan, ketenaran dan harta dunia itu hanya sarana bukan tujuan hidup. Yang menjadi tujuan hidup adalah keselamatan kekal.

Kebahagiaan bukan ditentukan oleh melimpahnya harta, ketenaran dan kedudukan, tetapi hati yang selalu bersyukur.

Anak Manusia nanti akan datang dalam kemuliaan-Nya. Ia akan mengadili setiap orang setimpal dengan perbuatannya. Yang akan menyelamatkan adalah perbuatan manusia.

Perbuatan yang mana? Perbuatan baik, mau berkorban demi kebahagiaan sesama. Orang itu mau mengorbankan hidupnya demi mengikuti Yesus. Dia akan memperoleh kebahagiaan hidup kekal.

Orang tidak dilarang mengumpulkan harta. Harta itu perlu, tetapi bukan itu yang menentukan. Jangan mau diperbudak olehnya. Harta itu hanya titipan Yang Mahakuasa.

Yesus menunjukkan jalan keselamatan, yakni dengan berani menyangkal diri, memikul salib setiap hari dan mengikuti-Nya.

Santa Klara berani meninggalkan segala kekayaan dan kemegahan dunia. Ia mengikuti cara hidup St. Fransiskus Asissi. Ia menjadi miskin demi mengejar Kristus Sang Sumber Keselamatan hidup.

Ia tidak punya kelekatan pada harta duniawi, tetapi hanya Kristus-lah harta yang dikejarnya. Santa Klara menjadi orang suci karena kemiskinannya.

Semalamam menyiram bunga,
Tahu-tahu subuh sudah tiba.
Lebih baik miskin tapi bahagia,
Daripada kaya raya tapi sengsara.

Cawas, miskin dengan sukacita..

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version