Renungan Harian
Senin, 24 Januari 2022
PW. St. Fransiskus dari Sales, Uskup dan Pujangga Gereja
Bacaan I: 2Sam. 5: 1-7. 10
Injil: Mrk. 3: 22-30
BEBERAPA waktu yang lal,u saya bertemu dengan seorang bapak sepulang misa. Bapak itu menyapa dan mohon pamit.
“Romo, saya mohon pamit tugas saya di sini telah berakhir, mohon doa romo.”
“Oh, tugasnya sudah berakhir, selanjutnya tugas di mana?” tanya saya.
“Tugas saya berikut akan “momong” (menjaga, menemani dan mengarahkan),” jawabnya.
“Lo bapak akan pensiun dini? Dan momong cucu?” tanya saya agak terkejut, mengingat bapak itu belum terlalu tua, dan karirnya tentu masih panjang.
“Maaf romo, bukan pensiun dini, tetapi saya mendapat tugas baru menjadi salah satu pimpinan di kantor pusat,” jawabnya.
“Oh saya kira pensiun dini, karena tadi mengatakan momong saya pikir momong cucu,” jawab saya sambil tertawa.
“Maaf romo, telah membuat bingung. Bagi saya menjadi pimpinan adalah momong rekan-rakan kerja. Menurut saya, menjadi pimpinan bukan menjadi bos yang berkuasa, yang tinggal memerintah dan menuntut anak buah.
Pimpinan adalah orang yang momong rekan-rekan kerja agar semua bisa berkembang dan menjadi hebat.
Romo, semua itu adalah nasihat bapak saya ketika saya mulai kerja. Meski waktu itu saya masih jadi pegawai rendahan, bapak sudah berpesan agar nanti kalau saya menjadi pimpinan hendak menjadi seseorang yang bisa momong rekan-rekan kerja.
Romo, saya mohon doa dan berkat agar saya bisa momong rekan-rekan kerja saya di tempat yang baru,” bapak itu menjelaskan.
Penjelasan bapak itu membuat saya kagum dengan cara pandangnya.
Tugas seorang pimpinan adalah momong rekan-rekan kerjanya.
Sebagaimana sabda Tuhan hari sejauh diwartakan dalam Kitab Samuel, Daud dipilih menjadi raja dengan tugas adalah menggembalakan umat Israel bukan pertama-tama sebagai penguasa.
“Engkaulah yang harus menggembalakan umatKu Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel.”
