Home BERITA “Muda dan Merdeka”, Temu Mahasiswa Katolik KAJ untuk Pencerahan dan Bina Jejaring

“Muda dan Merdeka”, Temu Mahasiswa Katolik KAJ untuk Pencerahan dan Bina Jejaring

0
Seluruh peserta dalam salah satu kegiatan outbond di TEMA (Temu Mahasiswa Katolik) 2016.

PADA tanggal 16-18 September 2016 lalu telah berlangsung program acara bertajuk “Muda dan Merdeka” yang diampu oleh Pastoral Mahasiswa Keuskupan Agung Jakarta (PMKAJ).  Tujuannya adalah mengambil inspirasi dan pencerahan dari berbagai narasumber yang datang mengisi program acara ini.

Para narasumber di forum “Muda dan Merdeka” itu adalah sebagai berikut:

  • Romo Ignatius Ismartono SJ
  • Romo Ignatius Swasono SJ
  • Romo Antonius Didit Soepartono Pr
  • Romo Robertus Rimmin, SJ
  • Romo P. Sigit, MSC
  • Romo Hardijantan Dermawan, Pr
  • Peter Kasenda
  • Margaretha Ibnurini SH
  • Veronica Rintar Hutagalung, SIK
  • MF Christiningrum Ak, Ca
  • Fransiskus Muluk Agung Putranto
mahasiswa-kaj-2
Yang muda, yang ceria dan bersemangat adalah dinamika yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa katolik di Keuskupan Agung Jakarta. (Ist)

Muda dan merdeka semangat kita

Pastoral Mahasiswa Keuskupan Agung Jakarta (PMKAJ) merupakan pelayanan pastoral yang dinaungidan  dihidupi oleh para mahasiswa Katolik di Keuskupan Agung Jakarta. PMKAJ terdiri dari berbagai unit, yaitu Unit Tengah, Unit Barat, Timur, Selatan dan  Pastoran Unika Atmajaya Jakarta.

Peran serta orang muda Katolik,  khususnya para mahasiswa Katolik di Jakarta dalam kehidupan bermasyarakat, menjadi suatu perhatian yang penting bagi Gereja saat ini. Mahasiswa merupakan muda mudi yang berperan penting untuk Gereja di masa depan, kaum muda diajak untuk semakin berbakti, bukan hanya kepada sesama, tapi juga kepada masyarakat luas dan bangsa dengan mengamalkan Pancasila dan menikmati kemerdekaan bersama Allah dengan semangat muda.

Temu Mahasiswa 2016 merupakan rangkaian kegiatan bagi PMKAJ yang sudah diawali dengan Pra Temu Mahasiswa 2016, berbentuk talk show pada 26 Juni 2016 di Aula Kolese Kanisius, Menteng, Jakarta Pusat.

Temu Mahasiswa 2016 dilaksanakan pada 16 – 18 September 2016 dengan misa Pembukaan Acara yang dipimpin oleh Romo Sigit dan Romo Robert di Bukit Talita Mountain Resort – Gabriel Hall, kemudian dilanjutkan sambutan dari Ketua Pelaksana dan dari semua Romo Moderator. Malam harinya dilanjutkan dengan presentasi per unit.

Setiap Unit yakni  Unit Tengah, Unit Barat, Unit Timur, Unit Selatan dan Pastoran Unika Atmajaya Jakarta menjelaskan tentang seluruh kegiatan KMK yang berada di unit mereka masing-masing guna  mengetahui pentingnya PMKAJ bagi mahasiswa Katolik Jakarta.

Sesi pertama

Sesi pertama bicara tentang  Arah Dasar KAJ. Romo Swasono menekankan bahwa Allah yang Maharahim itu membawa kita pada pengampunan. Bapa Suci mengatakan kasih itu diwujudkan dalam kehidupan kongkret, yaitu kasih Allah sendiri. Bapa Suci juga mengajak agar kita gembira apa pun masalahnya.

Romo Swa menjelaskan bahwa inti dari ARDAS KAJ adalah mewujudkan Kerajaan Allah yang Maharahim. Ada pun sasaran prioritasnya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayan pastoral dan kader awam. Harus ada relasi diantara satu dengan yang lainnya, serta harus memiliki konsentrasi tentang keluarga, tidak bisa tidak, karena kita berasal dari keluarga.

Berikut renstra (rencana strategis) KAJ adalah terselenggaranya kaderisasi mahasiswa Katolik, diharapkan hal ini ada di PMKAJ. Diharapkan setiap PMKAJ membuat renstra masing-masing, mengadakan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan pada akhir tahun sebelum merencanakan program tahun berikutnya.

 

Para pastor pengampu setiap Unit di Keuskupan Agung Jakarta: (ki-ka) Romo Ignatius Swasono SJ, Romo Hardijantan Dermawan Pr, Romo Antonius Didit Soepartono Pr, Romo Sigit MSC, Romo Robertus Rimmin SJ. (Ist)

Sesi kedua

Sesi kedua bicara tentang Muda dan Merdeka sebagai refleksi PMKAJ dulu dan sekarang). Peter Kasenda, aktivis PMKAJ, berbagi pengalaman dalam karyanya dari awal terbentuknya PMKRI yang lebih mengarah ke politik dan PMKAJ yang lebih mengarah ke spiritual.

Pun pula  RD Antonius Didit Soepartono juga menjelaskan inti dari “Muda dan Merdeka”. Ada pun tantangannya dewasa ini adalah bagaimana menjadi seorang Mahasiswa Katolik yang baik antara lain sikap bagaimana  memanfaatkan media sosial dengan baik dan benar serta tahu arah Gereja sebagai gerakan umat Allah yang membawa Kerajaan Allah yang Maharahim dan saling melayani.

Cara menyuarakan muda dan merdeka ini dilakukan  kepada teman-teman di KMK setiap kampus kita agar bisa lebih aktif. Artinya, setiap mahasiswa katolik harus  menjadi gembala yang baik, jangan putus asa dan terus ajak mereka agar tetap terus aktif. Hal yang diutamakan dalam kegiatan

Hal yang diutamakan dalam kegiatan TEMA  ini adalah kita harus semangat dan punya modal yang baik, merumuskan sesuatu dengan baik, dan mengadakan misa setiap Jumat Pertama di setiap kampus.

Para narasumber di acara temu mahasiswa katolik Keuskupan Agung Jakarta. (Ist)

Sesi ketiga

Sesi ketiga diisi dengan kegiatan  sharing pleno tentang TEMA (Temu Mahasiswa) inti. Sesi ketiga ini dihadiri oleh tiga alumni PMKAJ.

Mereka adalah:

  • Christin yang menjelaskan tentang anak muda yang harus berani bermimpi. Menurut Christin, mimpi itu gratis. Jangan mempedulikan mimpi orang lain, membantu memberi arahan, membantu membuat prioritas, mampu mengembangkan potensi diri, dan mampu menghasilkan focus serta konvertkan kedepan dengan membuat road map.
  • Alumnus kedua adalah Oni. Kata dia, milikilah cita-cita sesuai hobi, jangan takut lelah, sakit, lapar, berpikirlah yang positif, banyak membantu orang susah, dan banyak berdoa serta berpegang pada Tuhan saja. Ada pun pentingnya berjejaring, yaitu membawa manfaat penting bagi kehidupan terutama untuk masa depan kaum muda dalam dunia bisnis. Hal terpenting adalah persahabatan yang harus dibina terus menerus.
  • Alumnus ketiga adalah Ibnurini. Ia mengatakan, usia produktif akan semakin banyak dan kompetisi akan semakin ketat. Maka dari itu, ia mengatakan berjejaring sangatlah bermanfaat. Sebagai kaum muda Katolik, kita diharapkan lebih kompak dalam menghadapi bonus demografi 2020 kelak dan saling menguntungkan satu sama lain.

Ada pun pesan Romo Ismartono tentang muda dan merdeka adalah carilah persahabatan dan belajar mencari ilmu. Bukan hanya ilmu yang kita peroleh tapi juga persahabatan. Semakin muda diri kita maka kita pun semakin merdeka. Merdeka itu ada dua yaitu, merdeka dari dan merdeka untuk. Merdeka dari orang lain dan merdeka untuk diri sendiri.

Panitia penyelenggara dengan salah satu narasumbernya yakni Peter Kasenda. (ist)

SWOT

Sesi keempat diisi dengan acara  membahas action plan ke depannya dalam tiap unit, serta membuat analisis SWOT mengenai unit mereka masing-masing. Hal penting dari analisis permasalahan di tiap lima  unit tersebut. Yang  mengemuka  adalah kurangnya dana dan keterlibatan mahasiswa yang kurang aktif.

Ada pun action plan yang akan dilakukan untuk kedepannya, yaitu kaderisasi, dialog antar agama, ekologi, kesenian (Teater Mahasiswa Jakarta), dan jejaring komunikasi.

Pemasok laporan berita: (ki-ka) Keke dan Tere.(Ist)

Bahan berita ini diolah dari laporan yang dikerjakan oleh:

  • Anastasia Meiske (Keke), mahasiswi  Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita, Program Studi D3-Sekretari, angkatan 2014.
  • Theresia Lourencia (Tere), mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita, Program Studi D3-Sekretari, angkatan 2015.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version