Home BERITA Mudik

Mudik

0
Ilustrasi -- Pertobatan (Ist)

DALAM homili misa Minggu Prapaskah ke IV di Gereja St. Yusup Wilayah Wonokerso Paroki St. Khristoforus Banyutumempang, Sawangan, Kabupaten Magelang yang dibawakan oleh Romo Jonathan Billie Cahyo Adi Pr melemparkan beberapa pertanyaan kepada umat mengenai “mudik”.

Salah satu pertanyaan adalah mudik untuk apa. Banyak jawaban yang disampaikan oleh umat, seperti bertemu keluarga, silahturahmi, makan enak dan sebagainya.

Mudik bagi masyarakat Indonesia memang sudah merupakan tradisi yang dilakukan minimal satu tahun sekali. Dengan mudik pertemuan keluarga terjadi, kemudian ada saling memafkan, kehangatan, cinta dan kasih sayang.

Dalam Injil Lukas 15:1-3, 11-32, seorang anak yang hilang kembali pulang dan mendapat sambutan yang hangat dari ayahnya, selain kehangatan kehangatan, cinta dan kasih sayang pernah hilang antara ayah dan anak kembali terjalin.

Pada Masa Prapaskah, umat Katolik diajak “mudik” melalui Sakramen Pertobatan. Dengan Sakramen Pertobatan umat Katolik mengalami perjumpaan dengan Allah. Pada perjumpaan tersebut, dosa atau kesalahaan diampuni.

Menilik pada Bacaan Kedua dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus. “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya lewat Kristus tanpa memperhitungkan pelanggaran mereka”. Maka disini pun ditegaskan bahwa Allah akan selalu mengampuni dosa atau kesalahan umatnya dalam bentuk Sakramen Pertobatan.

Selanjutnya dalam akhir homili, Romo Bille mengajak umat untuk sering mudik agar kedamaian, kehangatan, cinta dan kasih sayang semakin terjalin dengan intim dengan Allah Bapa.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version