Home BERITA Mundur

Mundur

0
Ilustrasi: Praktik kerja para mahasiswa ATMI Surakarta. (Ist)

Renungan Harian
Sabtu, 7 Mei 2022
Bacaan I: Kis. 9: 31-42
Injil: Yoh. 6: 60-69
 
SEORANG
anak muda yang kuliah di sebuah perguruan tinggi teknik di Solo bercerita tentang pengalaman kuliahnya. Ia bercerita bahwa kuliah di kampus itu amat berat.

Kampus itu menerapkan disiplin yang amat ketat, semua mahasiswa tidak boleh terlambat, kalau terlambat maka harus mengganti jam keterlambatan dengan bekerja di bengkel di kampus. Sehingga bisa terjadi karena beberapa kali terlambat mahasiswa punya hutang jam kerja yang cukup banyak.

Mahasiswa punya hutang jam kerja, bukan karena dia malas tidak mengganti jam kerja sebagai sanksi atas keterlambatan; tetapi karena keterbatasan waktu.
 
Anak muda itu bercerita bahwa kuliah dari pagi sampai malam hari. Pagi sampai siang mereka menerima pelajaran teori. Sedangkan sore hingga malam mereka praktik kerja.

Tugas praktek kerja sering kali harus dikerjakan dengan lembur sampai pukul 10 malam. Anak muda itu memberi contoh praktik mengikir besi dari ukuran tertentu harus mencapai ukuran yang ditentukan.

Semua harus dikerjakan dengan presisi sehingga membutuhkan ketelitian. Kalau terjadi mereka mengikir besi sedikit lebih tipis dari yang ditentukan, maka mereka harus mengulang dari awal.

Hal itu yang menyebabkan mereka sering kali harus bekerja hingga malam hari.
 
Pola pendidikan yang demikian disiplin, ketat dengan tujuan membentuk pribadi-pribadi yang tangguh dan mumpuni membuat banyak mahasiswa yang gagap.

Dengan bimbingan para pengasuh mahasiswa dituntun dan dibimbing untuk berani keluar dari kebiasaan lama  dan mengatasi kegagapannya.

Namun demikian banyak mahasiswa yang tidak mampu untuk mengikuti pola yang ada dan tidak mampu mengatasi kegagapannya sehingga mereka memilih untuk mengundurkan diri.

Mereka tidak sanggup untuk mengikuti pola pendidikan yang diterapkan di kampus itu. Mereka menyerah, karena tidak sanggup untuk bekerja keras dan menempa diri sedemikian.
 
Pengalaman mahasiswa yang mengundurkan diri ini kiranya seperti yang dialami banyak orang yang mengikuti Yesus.

Mereka kagum dengan Yesus dan berharap mendapatkan banyak hal seperti yang mereka mimpikan. Akan tetapi ketika mendengarkan pengajaran dan syarat-syarat mengikuti Yesus, mereka menjadi ragu dan merasa tidak sanggup. Bahkan mungkin berpikir bahwa yang mereka mimpikan tidak akan didapatkannya.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Yohanes, Yesus menantang mereka yang tetap mau mengikuti Dia: “Apakah kamu tidak akan pergi juga?”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version