Home BERITA Mutasi Tugas Para Imam Montfortan (SMM): Ke Belanda, Jadi Rektor, dan Pedalaman...

Mutasi Tugas Para Imam Montfortan (SMM): Ke Belanda, Jadi Rektor, dan Pedalaman Kalteng

0
Para Frater SMM dalam misa pengutusan. (Laurensius Suryono/Keuskupan Malang)

“GEMBALAKANLAH domba-dombaku,” demikian kata Yesus kepada Petrus.

“Pesan ini sangat aktual untuk kita semua, terlebih bagi para Monfortan yang pada sore hari ini menyelenggarakan Misa Pengutusan bagi anggotanya yang akan diutus ke berbagai tempat,” demikian Romo Yosep SMM, Rektor Seminari Tinggi SMM Pondok Kebijaksanaan di Malang.

Sebentar lagi, ia akan menyerahkan tanggungjawabnya sebagai rektor kepada penerusnya.

Petrus sedih dengan pertanyaan yang berulang dari Yesus. “Apakah engkau mengasihi Aku,”  demikian kata Yesus kepada Petrus yang dikutipnya.

Kesedihan Petrus mempunyai makna, Yesus menuntut para murid mempunyai komitmen tinggi untuk menggembalakan domba-domba-Nya dan agar Petrus menggembalakan domba-domba dengan cara yang dimiliki Yesus.

Yesus juga menuntut agar para gembala menjadi “pintu”  bagi domba-domba-Nya sehingga di mana orang masuk dan keluar pintu merasa nyaman, damai dan tenang. Para murid itu diutus menjadi gembala yang rela berkorban dan mau memahami dan mendengarkan domba-domba-Nya.

Pelantikan Romo Gregoris Pasi sebagai rektor baru Seminari Tinggi Monfortan.

Mutasi tugas empat imam SMM

Relevan sekali sabda yang dibacakan dengan peristiwa iman di Seminari SMM. Itu  karena ada tiga anggotanya yang dengan gembira akan melaksanakan pengutusan ke berbagai tempat.

Romo Yoseph SMM

Ia adalah rektor sekarang, namun sebentar lagi akan melaksanakan pengutusan baru menjadi  pastor paroki di Paroki Petrus Kanisius Kanduwi Keuskupan Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Menurut cerita romo yang senang berkebun ini, untuk jalan menuju Paroki Kanduwi dapat ditempuh melalui jalan darat dengan naik motor selama 9 jam.

“Tidak semua jalan beraspal loh, ada juga jalan tanah. Banyak stasi paroki di pedalaman yang hanya dapat ditempuh dengan menggunakan speedboat menyusuri sungai,” ungkapnya.

Romo Yoseph dan Romo Tian menerima cindera mata dari para frater SMM.

Romo Kristian SMM

Ia menjadi formatordi Biara SMM selama dua kali periode tahun  2008-2012 dan 2015-2018. Ia ditugaskan sebagai formator lagi di Novisiat SMM di Ruteng Flores. Ia pernah belajar di Universitas Gregoriana Roma tahun 2012–2015.

Salah satu frater tingkat empat menyampaikan kesan bahwa selama dibimbing, Romo Tian baru sekali marah. Itu pun marahnya waktu itu memang pada tempatnya, ia bisa dapat sahabat dan kakak serta mau mendengarkan para frater juniornya.

Romo Tian siap menjadi formator di Novisiat SMM.

Romo Charles SMM

Ia masih muda berusia 32 tahun dan baru ditahbiskan 4 tahun lalu. Ia siap menerima pengutusan ditugaskan ke Nederland.

Mengapa ke Nederland? Ini untuk meneruskan kembali SMM di Nederland, lantaran para Romo SMM di Nederland sudah tinggal kelompok sepuh dan para romo itulah yang dahulu menjadi misionaris SMM di Indonesia.

Sekarang romo muda SMM Indonesia menjadi misionaris di sana.  Penunjukan Romo Charles adalah sebagai pilihan yang terakhir dari beberapa yang ditunjuk sebelumnya. Kesediaan perutusan ini sebagai kesempatan mengekpresikan ketergantungannya pada Tuhan.

Romo Charles SMM ditugaskan ke Nederland.

Romo Gregorius Pasi SMM

Dengan pengangkatan Romo Yoseph SMM sebagai pastor paroki di Kanduwi Kalteng, maka jabatan rektor kosong, maka diangkatlah Romo Gregorius Pasi SMM sebagai Rektor Seminari Tinggi SMM Pondok Kebijaksanaan Malang terhitung mulai hari ini Jumat 18 Mei 2018.

Romo Goris, demikian biasa dipanggil,  pernah belajar di Universitas Angelicum Roma dan kini menjadi dosen STFT Widya Sasana Malang. Ia  mengajar empat matakuliah: Kristologi, Mariologi, Teologi Dialog, dan Seminar Teologi Sistematis.

Menurut Romo Tian SMM,  perutusan ini adalah keputusan Provinsial SMM di Bandung yang baru saja menyelenggarakan kapitel di Bandung pada bulan Mei 2018.

Romo Goris, Rektor baru Seminari Tinggi Monfortan di Malang.

Pengutusan, demikian mereka menyebut tugas-tugas ini, sempat mengejutkan para umat yang selama ini mendapat pendampingan para romo-romo tersebut, antara lain para anggota berbagai Presidium Legio Mariae, Kerabat Santo Montfort (KSM) dan ME Distrik X Malang.

Para fungsionaris Legio Maria, KSM dan ME serta beberapa umat dan para donator yang mengenal dengan baik Biara SMM pada sore Jumat 18 Mei 2018 juga hadir mengikuti Perayaan Ekaristi Perutusan di Kapel Biara SMM Malang.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version