INTER NOS, bahasa Latin, berarti antar kita. Sedang inter-net antar jaringan.
Internos itu lebih sederhana, namun tak berarti mudah. Sebab internos melibatkan hati dan atau emosi. Hati atau isi yang sesungguhnya merupakan isi inti dari komunikasi dan relasi, sering kali justru jadi kendala, kalau bukan penyebab kemacetan. Bahkan bisa terjadi hilang atau putusnya komunikasi dan relasi antar kita.
Internet secara teoritis dan dimimpikan akan dapat memperbaiki kualitas komunikasi inter nos tersebut.
Apakah benar terjadi demikian? Setidaknya, saya pribadi meragukannya -kalau bukan- menyangsikannya. Mengapa?
- Tujuan komunikasi lewat internet ternyata lebih luas dari dunia.
- Isi komunikasi intermet nyatanya juga lebih lebat daripada hutan tropis dunia.
- Caranya lebih banyak daripada jumlah total cara milik penggunanya.
- Motivasinya pun, lebih halus daripada fatamorgana horison kebaikan dan kejahatan manusia. Mulai dari pamer (show off) sampai dengan kejahatan, penipuan.
- Simpul-simpul jaringan internet nyatanya juga ada lebih banyak daripada jalinan hati ke hati, maupun simpul-simpul neuron di otak kita, manusia.
- Tak ada syarat yang memaksa orang berpikir, berefleksi lebih dulu sebelum orang berkomunikasih lewat internet.
- Tidak ada seseorang atau sesuatu yang punya otoritas atau wewenang untuk mengizinkan atau melarang. meniadakan atau menggagalkan, bahkan menilai internet tersebut.
- Ada banyak kejadian yang muaranya mengarah pada uang yang jadi penguasanya.
Lantas bagaimana kita mensikapinya ?
Ada beberapa kemungkinan bagaimana kita menghadapi tantangan internet ini.
A. Gunakan internet pro internos. Artinya, tegas dalam prinsip dan tentukan batas jelas dalam lingkup dan waktu untuk internet kita. Ini penting agar kita tidak tenggelam dan tertelan internet.
B. Batasi penggunaan internet. Misalnya tentukan tujuanmu, apakah demi berbagi kasih kemanusiaan atau demi bisnis. Tetapkan fokus pilihan pada hal-hal yang positif atau setidaknya positif. Dampaknya bagi kita, syukur juga bagi orang lain.
C. Penting bahwa kita selalu perlu berdiskresi, demi apa, atau siapakah maksud utama penggunaan internetku. Pilihlah hanya yang potensi dampaknya positif pun inspiratif.
D. Teliti, verivikasi kebenaran data dan fakta, ketika kita menerima apa pun dari dan melalui internet. Tanpa ini, kita mungkin terpikat, terikat hingga terjerat walau sama sekali tak berpikir, apalagi berbuat jahat.
E. Ada seribu satu kemungkinan, baik positif maupun negatif dari dan dalam internet. Artinya, waspadai segala bentuk diksi, opsi, provokasi, aksi; termasuk reaksi emosi dan imaginasi yang timbul di hati budi kita.
Akhirnya, internet hanyalah sarana agar relasi dan komunikasi internos menjadi lebih berkualitas.
Tujuan pertama dan utamanya, haruslah tetap manusianya. Yakni terbangunnya komunikasi dan relasi internos. Maka pertanyaan selalu sama: seberapa besar internet menambah bahagia kita? Atau setidaknya apa internet membuatku menjadi lebih manusiawi?
YR Widadaprayitna
H 231116 AA