Home BERITA Nasib “Laron”

Nasib “Laron”

0
Laron 2 by ist

Puncta 19.04.23
Rabu Paskah II
Yohanes 3: 16-21

PADA musim hujan pertama, biasanya pada sore atau pagi hari muncul banyak “laron” atau anai-anai.

Kami sangat senang menangkap binatang kecil yang terbang dengan lemah gemulai itu. Kalau sudah terkumpul banyak, laron-laron ini kami ayak agar bulunya rontok semua. Setelah itu digoreng menjadi lauk yang enak.

Jika mereka datang malam, biasanya mereka akan mencari sinar cahaya lampu. Kami siapkan tampah dan lampu teplok sehingga mereka ngumpul di situ. Selanjutnya tinggal dimasukkan ke toples.

Laron-laron muncul dari sela-sela tanah yang banyak kayu lapuk. Mereka terbang mencari cahaya terang. Cicak atau tokek suka melahapnya. Kalau mereka terbang, biasanya disambar oleh burung-burung menjadi makanannya.

Di Kalimantan ada binatang yang suka mencari cahaya terang yaitu “keriang.”

Binatang ini muncul pada musim panen padi. Ratusan bahkan ribuan menyerbu di rumah-rumah yang lampunya terang benderang. Mereka muncul sebentar lalu ditangkap menjadi lauk yang sedap.

Belajar dari Laron atau Keriang, mereka datang kepada terang. Hidupnya yang hanya sebentar namun berguna bagi kelangsungan hidup yang lain.

Mereka tidak takut pada terang karena hidup mereka tidak mengganggu yang lain. Suara keriang memang memekakan telinga, tetapi itu tanda mengundang kita.

Mereka itu memberikan hdupnya untuk berkorban bagi makhluk lainnya. Mereka mati untuk kehidupan yang lain. Kehadiran mereka adalahhadiah atau anugerah bagi makhluk lain.

Yesus berkata kepada Nikodemus, “Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Allah memberikan Anak-Nya yang tunggal yakni Yesus untuk keselamatan umat manusia. Laron atau Keriang itu hadir juga untuk kelangsungan hidup makhluk yang lainnya. Ia siap mengorbankan diri menjadi makanan bagi binatang lain.

Kalau laron dan keriang saja mau datang kepada terang dan merelakan dirinya demi keselamatan dan kelangsungan hidup makhluk lain, apakah kita sebagai makhluk tertinggi dan luhur juga rela berkorban bagi sesama?

Yesus telah memberi contoh kepada kita agar berani berkorban bagi kebahagiaan sesama. Mari kita berani meneladani-Nya.

Ada bunga-bunga sedang merekah
Memberi harum wangi sekitarnya
Kebahagiaan yang sangat terindah
Jika kita berguna bagi sesama kita.

Cawas, rela berbagi sukacita…

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version