Karangpucung adalah salah satu Stasi, bagian dari Paroki Majenang. Natal 25 Desember 2015 lalu, Stasi ini juga mengadakan juga Ekaristi Natal. Umat yang datang dua kali lipat. Jika doa mingguan yang terima komuni 15 orang, saat Natal 30 orang. Jumlah umat, ditambah yang tak terima komuni, plus anak-anak, kurang lebih 45 orang.
Natal tahun 2015 banyak ditandai kekhawatiran. Karena bulan Desember, ditangkap gerombolan teroris, di kawasan Paroki Majenang, menjelang perbatasan dengan Prov Jawa-barat. Gereja-gereja dijagai oleh aparat.
Gereja Katolik Karangpucung dijaga pula oleh mereka. Uniknya, rasanya superketat. Ketika Ekaristi Natal berlangsung, dan yang terima komuni 30 orang, aparat yang jaga berjumlah 16 orang. Dus rata-rata dua orang umat, dijaga satu aparat. Dua banding satu. Aparat yang menjaga, terdiri dari Polisi, tentara-Nasional, Satpol-PP, dan Linmas.
Istimewanya lagi, saat ekaristi berlangsung, dua aparat siap senjata, siap ‘on’, di depan pintu gereja. Jadilah istimewa, karena kelahiran Yesus, Si Bayi yang kecil itu. Dan lahirnya saja di kandang hewan, dikawal, dijaga dengan senjata. Senjata bedhil. Dus, jadilah peristiwa ‘Natalan ber-bedhil’.
Mengingatkan itu semua, akan nas Kitab Suci, kelahiran Bayi Kecil, Sang Penebus itu, akan menimbulkan per-bantah-an.
Kelahiran Yesus memunculkan rasa Syukur, bagi yang mengimaninya. Menimbulkan perbantahan, bagi yang meragukannya.
Selamat bersyukur.
Wasalam:
-peng-oedoed-76-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)